Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Mari bersama menabung pahala amal jariyah untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

Artikel Khutbah Jumat

Keutamaan Salat dan Sikap Manusia Terhadapnya

Khotbah Pertama :

الحمد لله الذي له الحمد لله الذي له ما في السموات وما في الأرض وله الحمد في الآخرة وهو الحكيم الخبير، يعلم ما ينزل من السماء وما يعرج فيها يعلم ما يلج في الأرض وما يخرج منها يعلم ما ينزل من السماء وما يعرج فيها يعلم ما يلج في الأرض وما يخرج منها وما ينزل من السماء وما يعرج فيها وهو الرحيم الغفور، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد يحي ويميت وهو على كل شيء قدير، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله البشير النذير والسراج المنير صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه أهل الجد والتشمير وسلم تسليما كثيرا أما بعد

(Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memiliki apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhirat. Dan Dialah Yang Maha Bijaksana lagi Maha Teliti. Dia mengetahui apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya, apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar darinya, dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dialah Yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun.

Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, milik-Nya-lah segala kerajaan dan segala pujian. Dia yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba-Nya, utusan-Nya, pembawa kabar gembira, pemberi peringatan, dan cahaya yang menerangi, semoga salawat Allah dan salam penghormatan-Nya yang banyak tercurah atas beliau, keluarga beliau, para sahabat beliau yang merupakan orang-orang yang memiliki kesungguhan dan kemurahan hati, adapun berikutnya.)

Wahai sekalian manusia, bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Meskipun bulan-bulan haji telah berakhir, tapi setelah itu ada bulan Allah yaitu Muharam, yang mana Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda tentangnya: 

 أَفْضَلُ الصِّيامِ، بَعْدَ رَمَضانَ، شَهْرُ اللهِ المُحَرَّمُ

Artinya: “Puasa yang paling utama setelah Ramadan adalah puasa di bulan Allah yaitu Muharam.”(HR. Muslim).

Tetapi sungguh ada kewajiban yang agung yang terus berulang atas kita pada siang dan malam hari sebanyak lima kali. Ketahuilah bahwa ia adalah salat lima waktu yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala wajibkan kepada para hamba-Nya. Dalam salat lima waktu terdapat banyak keutamaan yang tidak mengetahuinya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

بُنِيَ الإسلامُ على خمسٍ شَهادةِ أن لا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وأنَّ محمَّدًا رسولُ اللَّهِ وإقامِ الصَّلاةِ وإيتاءِ الزَّكاةِ وصَومِ رمضانَ وحجِّ البيتِ لمنِ استطاعَ إليهِ سبيلًا

Artinya: “Islam dibangun di atas lima pilar: kesaksian bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan-Nya, menegakkan salat, membayar zakat, puasa Ramadan, dan haji ke Baitul Haram bagi siapa saja yang mampu pergi ke sana.”(HR. Bukhari dan Muslim). 

Salat adalah rukun kedua dari rukun Islam setelah dua kalimat syahadat dan salat adalah tiang agama Islam yang agama ini tidak tegak kecuali dengannya. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda: 

رأسُ الأمرِ الإسلام، وعمودُه الصَّلاةُ، وذِروةُ سَنامِهِ الجِهادُ

Artinya: “Pokok segala perkara adalah Islam, tiangnya adalah salat, dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.”(HR. Tirmidzi). 

Salat adalah pembeda antara muslim dan kafir sebagaimana sabda Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam:

بينَ الرجلِ وبينَ الشركِ والكفرِ تركُ الصلاةِ

Artinya: “Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan salat.”(HR. Muslim). 

Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam juga bersabda: 

العَهدُ الَّذي بيننا وبينَهمُ الصَّلاةُ , فمن ترَكَها فقد كفرَ

Artinya: “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah mengenai salat, barang siapa meninggalkannya maka dia kafir.”(HR. Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, Nasa’i, dan Ibnu Majah). 

Salat adalah tiang agama Islam dan ia merupakan hal pertama yang dihisab dari amalan seorang hamba pada hari Kiamat. Jika salatnya diterima, maka diterima pula seluruh amalannya, namun jika ditolak, maka ditolak pula seluruh amalannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاَقِمِ الصَّلٰوةَ ۗ اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ ۗوَلَذِكْرُ اللّٰهِ اَكْبَرُ ۗوَاللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Artinya: “Dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala (salat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-‘Ankabut: 45).

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua faedah yang agung mengenai salat. Faedah yang pertama, bahwa salat dapat mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Barang siapa yang menjaga salatnya, maka dia telah menjaga agamanya dan barang siapa yang melalaikan salatnya, maka dia telah melalaikan agamanya.

Dia akan menjadi orang yang tidak memerintahkan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, karena siapa saja yang meninggalkan salat, maka menjadi ringan baginya segala perkara yang haram dan kemaksiatan. Lā ẖaula wa lā quwwata illā billāh.

Faedah yang kedua, bahwa sesungguhnya pada salat ada zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah perkara yang paling agung. “Dan (ketahuilah) mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala (salat) itu lebih agung.” (QS. Al-‘Ankabut: 45).

Jadi, salat adalah zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.  Jadi, salat adalah zikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Salat adalah wasilah untuk meminta pertolongan dari sulitnya kehidupan, kegelisahan, dan urusan-urusan yang menyusahkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala, berfirman:

وَاسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ وَاِنَّهَا لَكَبِيْرَةٌ اِلَّا عَلَى الْخٰشِعِيْنَ ۙ * الَّذِيْنَ يَظُنُّوْنَ اَنَّهُمْ مُّلٰقُوْا رَبِّهِمْ وَاَنَّهُمْ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَ ࣖ 

Artinya: “Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat, dan sungguh itu terasa berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”  (QS. Al-Baqarah: 45-46).

Begitu juga firman-Nya: 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ 

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Salat itu perkaranya agung dan kedudukannya juga agung di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barang siapa yang ingin mengetahui kadar keislaman pada dirinya, maka lihatlah kadar salatnya. Apabila ia mengagungkan salat dan mementingkannya, maka ia adalah orang yang mementingkan Islam dan mengagungkannya.

Barang siapa yang melalaikan salat, maka sungguh ia pasti akan lebih melalaikan amalan-amalan selain salat. Oleh sebab itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan salat ini berulang dalam kehidupan seorang muslim pada siang dan malam hari sebanyak lima kali. Salat ini harus dilaksanakan pada waktu-waktu tertentu dari siang dan malam hari. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

إن لله عملا في النهار لا يقبله في الليل وإن له عملا في الليل لا يقبله في النهار

Artinya: “Sungguh bagi Allah amalan pada siang hari, yang Dia tidak menerimanya pada malam hari, dan bagi Allah amalan pada malam hari, yang Dia tidak menerimanya pada siang hari.” (Hadis Maukuf).

Tidak boleh seorang muslim bermain-main dengan salat dan melaksanakannya sesuai dengan hawa nafsunya dan waktu luangnya. Akan tetapi, ia melaksanakan salat pada waktu-waktunya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Artinya: “Peliharalah semua salat dan salat Wustha. Dan laksanakanlah (salat) karena Allah dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238).

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ* أُوْلَئِكَ هُمْ الْوَارِثُونَ* الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: “Serta orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mukminun: 9-11).

Dan firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala: 

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلاتِهِمْ يُحَافِظُونَ* أُوْلَئِكَ فِي جَنَّاتٍ مُكْرَمُونَ

Artinya: “Dan orang-orang yang memelihara salatnya. Mereka itu dimuliakan di dalam surga.” (QS. Al-Ma’arij: 34-35).

Memelihara salat maksudnya adalah Anda melaksanakan salat pada waktu-waktunya yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan di siang dan malam hari, serta tidak dipermainkan.

Sungguh ada di antara manusia yang tidak pernah salat sama sekali, ia meninggalkan salat dengan sengaja.  Inilah orang kafir sebagaimana yang ditunjukkan oleh ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis. Dia telah kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala meskipun dia mengaku muslim.

Dan di antara manusia ada yang salat tetapi dia tidak melaksanakannya pada waktunya. Inilah orang yang lalai terhadap salat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً * إِلاَّ مَنْ تَابَ

Artinya: “Kemudian datanglah setelah mereka pengganti yang mengabaikan salat dan mengikuti keinginannya, maka mereka kelak akan tersesat, kecuali orang yang bertobat.”(QS. Maryam: 59-60).

Kata Al-Ghayyu artinya adalah sebuah lembah di neraka, yang sangat panas dan sangat jauh dasarnya —kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala—. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ* الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ* الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ* وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَ

Artinya: “Maka celakalah orang yang salat, (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya, yang berbuat ria, dan enggan (memberikan) bantuan.” (QS. Al-Ma’un: 4-7).

Mengabaikan salat dan lalai darinya adalah dengan mengabaikan waktu, sehingga ia salat sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: (artinya) “Maka celakalah orang yang salat.” (QS. Al-Ma’un: 4).

Memang ia salat tetapi ia tidak salat pada waktunya, maka ia adalah orang yang lalai terhadap salatnya dan terancam dengan ancaman yang keras ini. Di antara manusia ada yang salat tetapi ia tidak salat berjamaah dan ia tidak menjawab panggilan azan. Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ سمعَ النداءَ فلمْ يَأْتِهِ فلا صلاةَ لَه  إلا مِن عذرٍ. قيل: وما العُذْرُ ؟ قال : خوفٌ أو مَرَضٌ

Artinya: “Barang siapa yang mendengar azan, tetapi ia tidak mendatanginya, maka tidak ada salat baginya kecuali karena uzur.” Kemudian ditanyakan: “Apa uzurnya?” Beliau menjawab: “Rasa takut atau sakit.” (HR. Ibnu Majah). 

Salat berjamaah adalah wajib bagi setiap muslim (laki-laki), maka jangan sampai setan mempermainkan seorang muslim dan membuatnya lalai dari salatnya.

Di antara manusia ada yang salat berjamaah tetapi ia telat hingga luput darinya sebagian rakaat atau luput seluruhnya. Kemudian ia salat sendirian atau salat bersama rombongan yang juga terlambat dengannya dari salat berjamaah. Ini adalah bentuk kelalaian yang besar.

Ditakutkan bagi seorang muslim, ia melalaikan salat sampai akhir (hidupnya), karena apabila seorang muslim meremehkan salat, maka sungguh ia akan melalaikannya hingga akhir dan meninggalkan salat pada akhirnya. Sesungguhnya dia sedang mengikuti langkah-langkah setan.

Setan itu bertahap dalam menggoda pada keadaan-keadaan ini. Maka seorang musllim harus meneguhkan dirinya dan urusannya terhadapan salat, serta mementingkannya karena salat adalah keselamatannya, agamanya, dan hal pertama yang dihisab darinya pada hari Kiamat dari amalannya, maka hendaklah ia mementingkan salat.

Apabila ia mementingkan salat dan memeliharanya, maka sungguh ia akan memperoleh kemenangan yang besar di dunia dan akhirat, serta menjadi mudah baginya dalam melakukan segala ketaatan dan dibuat menjadi benci dalam melakukan segala kemaksiatan dan keburukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

إِنَّ الصَّلاةَ تَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ

Artinya: “Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar.” (QS. Al-Ankabut: 45).

Maka, orang yang salat dan memelihara salatnya, akan tampak padanya pengaruh salat itu. Adapun orang yang melalaikan dan mengabaikan salat, maka akan tampak padanya pengaruh hal tersebut. Keadaan-keadaan manusia ini jelas terlihat oleh mata.

Wajib bagi seorang Muslim untuk memperhatikan perihal salat ini pada waktu-waktunya, secara berjamaah, dan konsisten mengerjakannya. Adapun mengerjakan salat pada sebagian waktu dan meninggalkannya pada waktu-waktu yang lain, yaitu dia mengerjakan salat pada sebagiannya dan meninggalkan salat-salat yang lain, maka pada yang demikian ini tidak diterima salatnya yang telah ia kerjakan dikarenakan ia tidak memelihara salatnya.

Barang siapa yang meninggalkan salat satu kali, maka ia seperti meninggalkan seluruh salat. Di antara manusia ada yang tidak mengerjakan salat kecuali pada hari Jumat dan dia menyangka bahwa salat Jumat saja bisa mencukupinya. Apabila ia mengabaikan salat-salat wajib yang lain, maka salat Jumat-nya tidak diterima dan tidak sah baginya. Seseorang harus memelihara salat-salat Jumat, salat berjamaah, dan seluruh salat agar ia bisa menjaga agamanya dan mendapatkan faedah yang agung dari salat.

Salat adalah cahaya, bukti, serta hujah baginya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala, lantas bagaimana seseorang bisa melalaikannya? Kecuali orang yang mentaati setan dan mengikuti hawa nafsunya yang selalu memerintahkan kepada keburukan.

Wajib bagi Muslim untuk memeriksa sikapnya terhadap salat agar ia memelihara salat. Sesuatu itu bisa dilakukan dengan membiasakannya. Apabila seseorang membiasakan dirinya untuk menjaga salat, maka salat itu menjadi mudah baginya, terbiasa, dan ringan dalam mengerjakannya. Namun, jika ia membuka bagi dirinya pintu meremehkan, maka setan akan menjauhkannya dari salat hingga sejauh-jauhnya, —kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala—. 

Wajib bagi seorang Muslim untuk memperhatikan salat lima waktu itu. Abdullah Ibnu Mas’ud —semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala meridainya— berkata:

“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mensyariatkan kepada Nabi kalian jalan-jalan petunjuk. Sungguh salat lima waktu ini termasuk jalan-jalan petunjuk itu. Sungguh kita telah mengetahui bahwa tidaklah seseorang yang tidak ikut salat kecuali orang munafik, yang diketahui kemunafikannya. Jika kalian melaksanakan salat di rumah kalian sebagaimana orang munafik ini salat di rumahnya, maka sungguh kalian telah meninggalkan sunah Nabi kalian. Jika kalian meninggalkan sunah Nabi kalian, maka kalian akan tersesat. Sungguh ada seseorang yang didatangkan dengan dibopong antara dua orang agar bisa berdiri pada saf salat. Sungguh kita telah mengetahui bahwa orang yang tidak hadir dalam salat adalah orang munafik, yang diketahui kemunafikannya.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang orang munafik:

وَلا يَأْتُونَ الصَّلاةَ إِلاَّ وَهُمْ كُسَالَى وَلا يُنفِقُونَ إِلاَّ وَهُمْ كَارِهُونَ

Artinya: “Mereka (orang-orang munafik) tidak melaksanakan salat, melainkan dengan malas dan tidak (pula) menginfakkan (harta) mereka, melainkan dengan rasa enggan (terpaksa).”(QS. At-Taubah: 54).

Maka, bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wahai para hamba Allah. Tidaklah tersisa pada kebanyakan manusia dari perkara Islamnya kecuali salat ini. Apabila ia menyia-nyiakan dan melalaikannya, maka tidak ada agama yang tersisa padanya sama sekali.

Dahulu wasiat terakhir Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam ketika beliau berada di penghujung akhir hidupnya, ketika mengalami sakaratulmaut. Ketika beliau tersadar, beliau berkata:

عباد الله الصَّلاةَ الصَّلاةَ وما ملَكَت أيمانُكم

Artinya: “Wahai para hamba Allah, salat! (Perhatikan) salat dan hamba sahaya kalian.” (HR. Ibnu Majah). 

Beliau senantiasa mengulanginya hingga lisannya menjadi berat ketika mengucapkannya. Maka, bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wahai para hamba Allah! Peliharalah salat-salat kalian agar kalian menjadi orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala firmankan tentang mereka:

وَالَّذِينَ هُمْ عَلَى صَلَوَاتِهِمْ يُحَافِظُونَ* أُوْلَئِكَ هُمْ الْوَارِثُونَ* الَّذِينَ يَرِثُونَ الْفِرْدَوْسَ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: “Serta orang yang memelihara salatnya. Mereka itulah orang yang akan mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Mukminun: 9-11).

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberkahi aku dan kalian dalam Al-Quran yang agung dan memberikan manfaat terhadap apa yang ada di dalamnya berupa penjelasan dan peringatan yang penuh hikmah. Aku cukupkan perkataanku ini, dan aku meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untukku, kalian, dan seluruh kaum Muslimin dari setiap dosa. Mintalah ampun kepada-Nya karena sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Khotbah Kedua:

الحمد لله على فضله وإحسانه نشكره على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله صلى الله وعلى آله وأصحابه وسلم تسليماً كثيرا  أما بعد

(Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala atas karunia dan kebaikan-Nya dan kita bersyukur kepada-Nya atas taufik dan anugerah-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan mengagungkan kedudukan-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga salawat dan salam penghormatan yang banyak dari Allah Subhanahu wa Ta’ala tercurah atasnya, keluarganya, para sahabatnya, adapun berikutnya,)

Wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, taatlah kepada-Nya, dan jangan bermaksiat kepada-Nya. Berpegang teguhlah kalian dalam Islam dengan tali yang kuat, yaitu kalimat “Laa ilaha illa Allah”. Ulangilah kalimat itu dan teguhkanlah dengan ucapan, keyakinan, dan perbuatan, karena sungguh ia adalah tali yang kuat. Barang siapa yang berpegang teguh dengannya, maka ia telah berpegang teguh dengan Islam. Kalimat itulah tali yang kuat, yang tidak akan putus.

Bertakwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala wahai para hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketahuilah bahwa sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bidah, setiap bidah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. 

Wahai para hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala, di antara bid’ah yang terjadi pada zaman ini, pada waktu sekarang ini adalah apa yang tersebar melalui ponsel, internet, atau manusia saling mengirimkannya pada hari-hari ini, yaitu pada akhir tahun Hijriah atau permulaan tahun berikutnya.

Mereka menasehatkan berbagai ibadah-ibadah yang tidak pernah Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan dalil tentangnya, puasa di akhir tahun, tobat, dan perkara-perkara semacam ini yang tidak pernah Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan dalil tentangnya. Hari-hari ini tidak dikhususkan sama sekali, karena tidak ada dalil dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam. Setiap (perkara agama) yang diada-adakan itu adalah bid’ah, setiap bid’ah adalah kesesatan.

Berhati-hatilah dari berita dan isu seperti ini, serta waspadalah darinya. Sesungguhnya hal itu adalah keburukan yang akan menyeret kepada keburukan-keburukan dan bid’ah-bid’ah yang lain. Jangan bermudah-mudahan dengan perkara bid’ah, hanya karena dikatakan bahwa ini adalah ibadah atau ketaatan. Namun, ibadah dan ketaatan itu harus ada dalilnya dari Kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala, sunah Rasul-Nya Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan amalan orang saleh terdahulu.

Adapun kita mengada-adakan bid’ah kemudian mengatakan ini adalah ibadah, ini adalah bid’ah, bukan ibadah. Bid’ah itu bukan ibadah. Hendaknya kita mengingat hal ini agar kita bisa bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وعليكم بالجماعة فإن يد الله على الجماعة ومن شذَّ شذَّ في النار، (إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا) اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم على عبدِك ورسولِك محمد، وارضَ اللَّهُمَّ عن خُلفائِه الراشدين، الأئمة المهديين، أبي بكر، وعمرَ، وعثمانَ، وعليٍّ، وعَن الصحابة أجمعين، وعن التابِعين، ومن تبعهم بإحسانٍك إلى يومِ الدين.

(Wajib atas kalian untuk berpegang teguh pada Al-Jamaah, karena tangan Allah di atas Al-Jamaah, dan barang siapa yang menyempal darinya, maka dia menyempal menuju neraka. “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56).

Ya Allah, limpahkan selawat serta salam atas hamba-Mu dan utusan-Mu, Nabi kita Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam, dan ridailah para khalifahnya yang lurus, para imam yang mendapat petunjuk yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan seluruh sahabatnya serta para pengikut yang datang setelahnya, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat.)

اللهم أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، اللهم اجعل هذا البلد آمناً مستقراً، وسائر بلاد المسلمين عامة يا رب العالمين، اللهم من أراد الإسلام والمسلمين بسوء فاشغله بنفسه، اللهم من أوقع الفتنة بين المسلمين اللهم من أوقع الفتنة بين المسلمين يريد تشتيت جماعتهم، وتفريق شملهم، اللهم مزق أعضائه، اللهم شتت شمله، اللهم اجعل كيده في نحره، إنك على كل شيء قدير، اللهم احفظ علينا أمننا وإيماننا واستقرارنا في أوطاننا وأصلح ولاة أمورنا، وجعلهم هداة مهتدين غير ضالين ولا مضلين، اللهم أصلح بطانتهم، وأبعد عنهم بطانة السوء والمفسدين، اللهم أدفع عنا وعن المسلمين من البلايا والفتن ما لا يدفعه سواك يا رب العالمين، اللهم رد عنا كيد الكائدين وتدبير الفاسقين والمنافقين والمشركين إنك على كل شيء قدير، اللهم أحمي بلادنا، الله أحمي أمننا واستقرارنا، اللهم احمي قبل ذلك كله أحمي لنا ديننا الذي به عصمة أمرنا يا رب العالمين .

(Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum Muslimin, hinakanlah kesyirikan dan kaum Musyrikin. Binasakanlah musuh-musuh Islam. Jadikanlah negeri ini negeri yang aman lagi tenang dan juga seluruh negeri-negeri kaum Muslimin secara umum, wahai Tuhan semesta alam.

Ya Allah, siapa saja yang ingin berbuat buruk terhadap Islam dan kaum Muslimin, maka sibukkan dia dengan dirinya sendiri. Ya Allah, siapa saja yang ingin menyebarkan fitnah di tengah kaum Muslimin, ingin mencerai-beraikan jamaah Muslimin, dan ingin mengacaukan urusan mereka, hancurkanlah anggota tubuhnya dan cerai-beraikanlah urusannya.

Ya Allah, jadikanlah tipu daya mereka menimpa mereka sendiri, sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah jagalah keamanan, keimanan, dan ketenangan kami di negeri-negeri kami. Ya Allah, perbaikilah para pemimpin kami dan jadikanlah mereka pemberi petunjuk dan yang mendapat petunjuk, bukan orang  yang sesat dan menyesatkan. Ya Allah, perbaikilah niat mereka dan jauhkanlah mereka dari niat yang jelek dan para pembuat kerusakan.

Ya Allah cegahlah dari kami malapetaka dan fitnah, karena tidak ada yang bisa mencegahnya kecuali Engkau, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, balaslah tipu daya orang-orang yang membuat tipu daya dan rencana jahat orang-orang fasik, munafik, dan musyrik. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.

Ya Allah, jagalah negeri-negeri kami dan jagalah keamanan dan ketentraman kami. Ya Allah, sebelum itu semua, jagalah untuk kami agama kami yang merupakan pokok segala urusan kami, wahai Tuhan semesta alam.)

ربنا تقبل منا إنك أنت السميع العليم، عِبادَ الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ. فاذكروا اللهَ يذكُرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبر. واللهُ يعلمُ ما تصنعون.

(Ya Tuhan kami, terimalah dari kami amalan kami, sungguh engkau yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Wahai Hamba-hamba Allah! “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan.

Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah-sumpah kalian itu sesudah kalian meneguhkannya, sedang kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. An-Nahl: 90-91).

Ingatlah Allah niscaya Allah akan mengingatmu dan syukuri nikmat-Nya niscaya dia menambah bagimu. “Dan sesungguhnya mengingat Allah (dalam salat) adalah lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45).)

Sumber:

https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/13562

Sumber artikel PDF

Print Friendly, PDF & Email

Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28