Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Mari bersama menabung pahala amal jariyah untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

Pondasi Agama

Antara Takut dan Harap kepada Allah

الخطبة الأولى :

الحمد لله وحده نصر عبده، وأعز جنده، وهزم الأحزاب وحده، ولا شيء قبله ولا بعده، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له في ربوبيته وإلهيته وخلقه وأمره، وأشهد أن محمدا عبده ورسوله، نبي شرح الله صدره، ووضع عنه وزره، ورفع له ذكره، وجعل الذلة والصغار على من خالف أمره، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه الذين امنوا به وقاموا بنصرته، وجاهدوا معه في الله حق جهاده رضي الله عنهم وأرضاهم، وسلم تسليما كثيرا،

Khotbah Pertama:

Segala puji hanya bagi Allah, yang Menolong hamba-Nya, Memenangkan bala tentara-Nya, dan sendiri Mengalahkan sekutu-sekutu musuh-Nya, yang tidak ada sesuatu pun sebelum-Nya maupun setelah-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rubūbiyyah-Nya, ulūhiyyah-Nya, penciptaan-Nya, dan perintah-Nya. Aku juga bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya. Seorang Nabi yang telah Allah Lapangkan dadanya, menghilangkan beban (dosa) darinya, dan meninggikan sebutan (nama)nya untuknya, serta Menjadikan kehinaan dan kerendahan kepada siapa saja yang menyelisihi perintahnya. Semoga selawat Allah serta salam penghormatan-Nya yang banyak tercurah kepadanya dan kepada para sahabatnya yang beriman kepadanya, menolongnya, serta berjihad bersamanya dengan sebenar-benar jihad. Semoga Allah meridai mereka dan membuat mereka rida kepada-Nya.

أما بعد: أيُّها الناس، اتقوا الله تعالى، وتدبروا القرآن العظيم، فإن تدبر القرآن هو العلم الذي يتبعه العمل به، الله جل وعلا أمر بتدبر القرآن وحث على ذلك، لما في ذلك من الفائدة العظيمة للمسلم، فالمتدبر للقرآن يجد العجب العجاب في علومه وأساليبه

Adapun berikutnya, wahai sekalian manusia, bertakwalah kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dan tadaburilah al-Quran yang agung, karena sesungguhnya tadabur al-Quran merupakan ilmu yang kemudian harus diiringi dengan amal. Allah Jalla wa ʿAlā Memerintahkan untuk menadaburi al-Quran dan menganjurkan hal tersebut, karena ada faedah-faedah yang besar yang terkandung di dalamnya untuk setiap muslim. Orang yang menadaburi al-Quran akan mendapati keajaiban-keajaiban pada ilmu-ilmunya dan gaya bahasanya.

ومن ذلك: ما جاء في القرآن من ذكر الجنة والنار، والوعد والوعيد، فلا تكاد تذكر آيات في الجنة إلا وتذكر قبلها أو بعدها آيات في النار، من أجل أن المسلم يكون بين الخوف الرجاء، الخوف من النار ورجاء الجنة، فلا يكون خائفا فقط ولا يكون راجيا فقط وإنما يكون بين الخوف والرجاء، فالخوف يحمله على العمل الصالح، وتقوى الله سبحانه، والرجاء يحمله على حسن الظن بالله سبحانه وتعالى، فهذه طريقة أهل الإيمان، بل هي طريقة الرسل: (أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمْ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً)، (إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ) 

Di antara faedah tersebut adalah apa yang disebutkan dalam al-Quran tentang surga dan neraka-Nya serta janji dan ancaman-Nya. Hampir tidak pernah disebutkan ayat-ayat tentang surga kecuali disebutkan pula sebelumnya atau sesudahnya ayat-ayat tentang neraka. Yang demikian itu agar seorang muslim bisa menempatkan dirinya di antara rasa takut dan harap, yakni takut dari neraka dan berharap surga. Janganlah seorang muslim menjadi orang yang takut saja atau menjadi orang yang berharap saja. Hendaknya dia berada di antara rasa takut dan harap, karena rasa takut akan membawanya kepada amal saleh dan ketakwaan kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā sedangkan pengharapan akan membuatnya berhusnuzan terhadap-Nya Subẖānahu wa Ta’ālā. Inilah jalan orang-orang yang beriman, bahkan merupakan jalannya para rasul. 

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Berfirman: 

أُوْلَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمْ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوراً

“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka (sendiri) mencari jalan kepada Tuhan (dan masing-masing berharap) siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah). Mereka juga mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya. Sesungguhnya, azab Tuhanmu itu adalah yang (harus) ditakuti.” (QS. Al-Isra: 57). 

Begitu pula firman-Nya Subẖānahu wa Ta’ālā:

إِنَّهُمْ كَانُوا يُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَيَدْعُونَنَا رَغَباً وَرَهَباً وَكَانُوا لَنَا خَاشِعِينَ

“Sesungguhnya mereka selalu bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90). 

هذه طريقة الرسل وأتباعهم، أما من عبد الله بالخوف فقط فهذا من القانطين من رحمة الله، والله جل وعلا: (قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّالُّونَ)، (إِنَّهُ لا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الكَافِرُونَ)، ولا يعبدونه بالرجاء فقط فتلك طريقة المرجئة الضلال، فالله جل وعلا يعبد بالخوف ويعبد بالرجاء، خوفا ورجاءا، خوفا من ناره، ورجاءا لجنته، فإذا رجاء فإنه لا ييئس من رحمة الله ولا يقنط من رحمة الله؛ بل يكون راجيا لربه محسنا للظن بالله سبحانه وتعالى، وهناك طائفة لا تعتبر الخوف والرجاء أبدا وإنما يقولون نعبد الله لأننا نحبه ولا نعبده خوفا من ناره ولا طمعا في جنته وهؤلاء هم الصوفية الضلال.

Ini adalah jalan para rasul dan para pengikut mereka. Adapun orang yang beribadah kepada Allah hanya dengan rasa takut saja, maka ia akan menjadi orang yang berputus asa terhadap rahmat Allah, padahal Allah Subẖānahu wa Ta’ālā berfirman:

قَالَ وَمَنْ يَقْنَطُ مِنْ رَحْمَةِ رَبِّهِ إِلاَّ الضَّالُّونَ

 “Dia (Ibrahim) berkata, ‘Adakah orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya selain orang yang sesat?” (QS. Al-Hijr: 56). 

Dia Subẖānahu wa Ta’ālā juga Berfirman: 

إِنَّهُ لا يَيْئَسُ مِنْ رَوْحِ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الكَافِرُونَ

“Sesungguhnya tidak ada yang berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang-orang yang kafir.” (QS. Yusuf: 87). 

Oleh karena itu, mereka (orang-orang beriman) tidak beribadah kepada Allah hanya dengan berbekal harap saja, karena itu adalah jalan orang-orang Murjiʾah yang sesat. Allah Jalla wa ʿAlā harus diibadahi dengan rasa takut dan harap. Takut dari neraka Allah dan berharap surga-Nya. Apabila dia berharap, maka sungguh dia tidak akan berputus asa dari rahmat Allah, bahkan menjadi orang yang menggantungkan harap kepada Tuhannya dan berhusnuzan terhadap-Nya Jalla wa ʿAlā. Akan tetapi, di sana ada kelompok yang tidak merasa perlu dengan rasa takut dan harapan sama sekali. Mereka hanya mengatakan, “Kami beribadah kepada Allah karena kami mencintai-Nya. Kami tidak menyembah-Nya karena takut dari neraka-Nya dan tidak pula karena berharap surga-Nya.” Mereka ini adalah orang-orang sufi yang sesat.

فعلى المسلم أن يتجنب هذه الطرائق وأن يأخذ طريق أهل الحق والصواب الذين يخافون ربهم ويرجونهم وينتفعون بآيات الوعد وبآيات الوعيد فيكونون على الاستقامة في حياتهم من غير انحراف إلى مذهب الخوارج أو انحراف إلى مذهب المرجئة أو انحراف إلى مذهب الصوفية؛ بل يكون المسلم على طريقة الرسول صلى الله عليه وسلم؛ بل على طريقة كل الرسل وأتباعهم، هناك من أمن عذاب الله فقوم عاد لما وعظهم نبيهم هود عليه السلام، قالوا له: (سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنْ الْوَاعِظِينَ* إِنْ هَذَا إِلاَّ خُلُقُ الأَوَّلِينَ* وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ) نسأل الله العافية

Wajib bagi seorang muslim untuk menjauhi cara-cara tersebut dan menempuh cara orang-orang yang benar dan lurus, yaitu orang-orang yang takut terhadap Tuhan mereka dan berharap kepada-Nya Jalla wa ʿAlā. Mereka mengambil manfaat dari ayat-ayat tentang janji-janji-Nya dan ayat-ayat tentang ancaman-ancaman-Nya, sehingga mereka istikamah dalam kehidupan mereka. Mereka tidak menyimpang kepada mazhab Khawārij, tidak tersesat kepada mazhab Murjiʾah, serta tidak pula berbelok kepada mazhab sufi. Akan tetapi, seorang muslim hendaknya berada di atas jalan rasulnya, bahkan ini merupakan jalannya seluruh rasul dan para pengikut mereka. Di sana, pernah ada yang merasa aman dari azab Allah Subẖānahu wa Ta’ālā, yaitu kaum ʿĀd. Ketika nabi mereka, Hud ʿAlaihis Salām menasihati mereka, mereka malah berkata kepada nabi Hud ʿAlaihis Salām: 

سَوَاءٌ عَلَيْنَا أَوَعَظْتَ أَمْ لَمْ تَكُنْ مِنْ الْوَاعِظِينَ* إِنْ هَذَا إِلاَّ خُلُقُ الأَوَّلِينَ* وَمَا نَحْنُ بِمُعَذَّبِينَ

“Sama saja bagi kami, apakah engkau memberi nasihat atau tidak memberi nasihat. Ini tidak lain adalah agama orang-orang terdahulu. Kami (sama sekali) tidak akan diazab.” (QS. Asy-Syu’ara: 136-138). Kita memohon keselamatan kepada Allah. 

ولما راءوا الريح العاتية المقبلة عليهم لتهلكم: (قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ* تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلاَّ مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ)، فهنا من المعاصرين من يسخر من الوعظ والتذكير ويقول أنتم تشددون على الناس، أنتم تسدون في وجوه الناس باب الأمل افتحوا لهم باب الأمل أدخلوا عليهم الفرح والسرور وهذه طريقة الضالين من قوم عاد وغيرهم.

Ketika mereka melihat angin kencang datang kepada mereka untuk membinasakan mereka, mereka malah berkata: 

قَالُوا هَذَا عَارِضٌ مُمْطِرُنَا بَلْ هُوَ مَا اسْتَعْجَلْتُمْ بِهِ رِيحٌ فِيهَا عَذَابٌ أَلِيمٌ* تُدَمِّرُ كُلَّ شَيْءٍ بِأَمْرِ رَبِّهَا فَأَصْبَحُوا لا يُرَى إِلاَّ مَسَاكِنُهُمْ كَذَلِكَ نَجْزِي الْقَوْمَ الْمُجْرِمِينَ

“Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kita.” (Bukan,) tetapi itu azab yang kamu minta agar disegerakan kedatangannya, (yaitu) angin yang mengandung azab yang sangat pedih. (Azab itu) menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya sehingga mereka (kaum ʿĀd) menjadi tidak terlihat lagi, kecuali hanya (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang durhaka.” (QS. Al-Ahqaf: 24-25). 

Di luar sana, ada juga di antara orang-orang zaman sekarang yang mencemooh nasihat dan peringatan. Dia berkata: “Kalian terlalu keras terhadap manusia. Kalian menutup pintu harapan di hadapan manusia. Bukalah pintu harapan untuk mereka! Masukkanlah kebahagiaan dan kegembiraan kepada mereka!” Ini adalah jalannya orang-orang yang sesat semisal kaum ʿĀd dan yang selain mereka.

فعلينا أن نحذر من هذه الأساليب الماكره وأن تأخذ طريق الحق، نرجوا رحمة ربنا فنعمل، ما يكفي الرجاء دون عمل نرجوا رحمة ربنا فنعمل لها، ونخاف من عذاب ربنا فنترك المعاصي والذنوب والسيئات، هذه طريقة الحق والصراط المستقيم، تدبروا القرآن ما تجدون ذكرا للجنة ونعيمها إلا وتجدون قبله أو بعده ذكرا للنار وعذابها وسمومها وحرها من أجل أن تعملوا للجنة وأن تخافوا من النار فتجتنبوا ما يوصل إليها لا يكفي الخوف من النار؛ بل لابد مع الخوف أن تعمل الأسباب التي تبعدك من النار ومن أعمالها

Kita wajib berhati-hati terhadap jalan-jalan yang menipu ini dan kita harus mengambil jalan yang benar. Kita mengharapkan rahmat Tuhan kita namun kemudian kita juga beramal. Tidak cukup dengan harapan saja tanpa beramal. Kita mengharapkan rahmat Tuhan kita Subẖānahu wa Ta’ālā, kemudian kita beramal demi hal tersebut. Kita takut terhadap azab Tuhan kita kemudian meninggalkan maksiat, dosa-dosa, dan keburukan. Ini adalah jalan yang benar dan jalan yang lurus. Tadaburilah al-Quran, niscaya kalian tidak akan mendapati penyebutan tentang surga dan kenikmatannya, kecuali kalian akan mendapati sebelumnya atau setelahnya penyebutan tentang neraka, azabnya, hawa di dalamnya, dan panasnya. Yang demikian itu agar kalian beramal untuk surga dan takut terhadap neraka, serta menjauhi sebab-sebab yang bisa menjerumuskan kalian ke dalam neraka. Tidak cukup hanya dengan takut terhadap neraka saja, namun rasa takut itu harus juga diiringi dengan melakukan sebab-sebab yang dapat menjauhkan kalian dari neraka dan perbuatan-perbuatan yang menjerumuskan ke dalam neraka.

 هذه حكمة الله سبحانه وتعالى في كتابه المبين ومعلوم أن الجنة محفوفة بالمكاره مكاره النفس، الجنة لا تدخل بالأماني إنما تدخل برحمة الله وبأسباب الأعمال الصالحة: (أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمْ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ)، فالجنة لا تدرك بالأماني أو يقول الإنسان أنا مسلم أنا مؤمن هذه دعوة لابد لها من حقيقة ما هو إسلامك؟ وما هو إيمانك؟ ليس الإيمان بالتحلي ولا بالتمني ولكنه ما وقر في القلوب وصدقته الأعمال كما قال الحسن البصري رحمه الله، هذه هو الإيمان

Inilah hikmah dari Allah Subẖānahu wa Ta’ālā yang terkandung dalam kitab-Nya yang nyata. Sudah diketahui bahwa surga itu dikelilingi dengan perkara-perkara yang dibenci, yaitu perkara-perkara yang tidak disukai jiwa manusia. Surga tidak bisa dimasuki dengan angan-angan belaka, surga hanya bisa dimasuki dengan rahmat Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dan sebab-sebabnya berupa amal saleh. Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Berfirman: 

أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَأْتِكُمْ مَثَلُ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِكُمْ مَسَّتْهُمْ الْبَأْسَاءُ وَالضَّرَّاءُ وَزُلْزِلُوا حَتَّى يَقُولَ الرَّسُولُ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ مَتَى نَصْرُ اللَّهِ أَلا إِنَّ نَصْرَ اللَّهِ قَرِيبٌ

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, dan diguncang (dengan berbagai cobaan) sehingga Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214). 

Surga tidak diliputi dengan angan-angan atau sekadar dengan seseorang mengatakan, “Saya muslim,” atau “Saya beriman.” Ini adalah klaim yang butuh pembuktian. Bagaimana keislamanmu? Bagaimana keimananmu? Keimanan bukanlah sekadar hiasan, bukan pula hanya angan-angan kosong. Akan tetapi, keimanan adalah apa yang tertanam di dalam hati dan dibenarkan dengan amalan-amalan, sebagaimana perkataan Hasan al-Bashri – semoga Allah merahmatinya. Inilah hakikat keimanan yang sesungguhnya.

فعلى المسلم أن لا يغتر بهذه الأساليب الخادعة وينسى الوعيد، الجنة محفوفة بالمكاره تحتاج إلى قيام ليل، إلى صيام نهار، تحتاج إلى الجهاد في سبيل الله، تحتاج إلى مشاق الطاعة، وهي شاقة على النفوس فلابد أن يحمل الإنسان نفسه على المكاره التي هي في رضا الله سبحانه وتعالى حتى يصل إلى الجنة برحمة الله سبحانه وتعالى 

Seorang muslim tidak boleh tertipu dengan jalan-jalan yang menyesatkan ini dan melupakan ancaman-Nya. Surga itu dikelilingi dengan perkara-perkara yang dibenci, sehingga surga menuntut seseorang untuk melaksanakan salat malam dan puasa di siang hari, untuk berjihad di jalan Allah Jalla wa ʿAlā, dan untuk mengecap letihnya ketaatan. Hal-hal tersebut memang perkara yang berat bagi jiwa. Oleh karena itu, seorang manusia harus membawa jiwanya kepada perkara-perkara yang tidak dia sukai tersebut, yang akan menjadi keridaan Allah Subẖānahu wa Ta’ālā hingga ia sampai ke surga dengan rahmat-Nya. 

وكذلك النار محفوفة بالشهوات التي تميل إليها كثير من النفوس الشهوات المحرمة، شهوات اللهو واللعب، شهوات الزنا والسرقة وشرب الخمور وأكل الربا وغير ذلك، الجنة ارتفاع تحتاج إلى ارتفاع وصعود وهذا يشق على النفوس، النار انحدار وسفول وهذا سهل على النفوس، الانحدار أسهل من الصعود، فعلينا أن نتذكر هذا وأن نصبر على طاعة الله سبحانه وتعالى ومشاقها رجاء ثواب الله سبحانه وتعالى، وأن نترك ما حرم الله من الذنوب والمعاصي خوفا من الله سبحانه وتعالى.

Begitu pula neraka, ia dikelilingi dengan syahwat-syahwat yang kebanyakan jiwa akan cenderung kepadanya, yaitu keinginan-keinginan yang diharamkan. Syahwat untuk bersenda gurau dan bermain-main. Syahwat untuk berzina, mencuri, minum minuman keras, makan harta riba, dan perbuatan yang lainnya. Surga adalah tempat yang tinggi sehingga menuntut seseorang untuk naik dan menanjak yang menyusahkan jiwa. 

Adapun neraka adalah tempat yang rendah dan menurun sehingga hal ini mudah bagi jiwa. Sesuatu yang turun itu lebih mudah daripada sesuatu yang naik. Maka wajib bagi kita untuk mengingat perkara ini dan bersabar di atas ketaatan kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dengan segala kesulitan-kesulitannya karena mengharapkan pahala dari Allah Jalla wa ʿAlā. Kita juga wajib untuk meninggalkan apa yang Allah Subẖānahu wa Ta’ālā haramkan berupa dosa-dosa dan kemaksiatan karena takut kepada-Nya Jalla wa ʿAlā.

فعلى المسلم أن يلزم هذا الطريق الذي هو طريق النبيين والمرسلين والصالحين وحسن أولئك رفيقا، بارك الله ولكم في القرآن العظيم ونفعنا بما فيه من البيان والذكر الحكيم، أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين من كل ذنب فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Oleh karena itu, seorang muslim wajib untuk tetap berada di jalan ini, karena ini adalah jalannya para nabi, para rasul, dan orang-orang saleh, dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. 

Semoga Allah memberkahi aku dan kalian dengan al-Quran yang agung dan memberikan manfaat terhadap apa yang terkandung di dalamnya berupa penjelasan dan peringatan yang penuh hikmah. Aku cukupkan perkataanku ini dan aku meminta ampun kepada Allah untukku, kalian, dan seluruh kaum muslimin dari segala dosa, maka mintalah ampun kepada-Nya karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

الخطبة الثانية:

الحمد لله على فضله وإحسانه، وأشكره على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيما لشأنه، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه، وسلم تسليماً كثيرا. 

Khotbah Kedua:

Segala puji bagi Allah atas segala karunia dan kebaikan-Nya dan kita bersyukur kepada-Nya atas taufik-Nya dan anugerah-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah dengan mengagungkan-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Semoga selawat Allah dan salam penghormatan yang banyak tercurah atasnya, keluarganya, dan para sahabatnya.

أما بعد: أيها الناس، كما تشاهدون اليوم ما يحيط بالمسلمين من الأخطار، ومن تهديد الأعداء، ومن اجتياح الديار، وإخراج أهلها منها، وتشريدهم من بيوتهم كما تشاهدون هذا تسمعونه صباحا ومساءا فماذا أفادنا هذا؟ هل رجعنا إلى الله؟ هل تبنا إلى الله؟ هل أخذنا بأنفسنا وأولادنا وإخواننا ومن حولنا إلى طاعة الله؟ تأمرنا بالمعروف وتنهينا عن المنكر؟ هل فعلنا أسباب النجاة التي تقي من هذه الشرور المحيطة بنا أم أننا مجرد نسمع الأخبار ولا نعتبر ولا نتعظ ونحن مقيمون في سلوتنا وغفلتنا؟ معرضون عما يحيط بنا؟  فلا حول ولا قوة إلا بالله

Adapun berikutnya, wahai sekalian manusia, sebagaimana yang pada hari ini kalian saksikan, yaitu keadaan yang melingkupi kaum muslimin, berupa berbagai bahaya, ancaman dari para musuh, perampasan rumah-rumah dan pengusiran para penghuninya, serta penghalauan mereka untuk kembali ke rumah-rumah mereka sendiri. Sebagaimana yang kalian saksikan ini, yang kalian dengar siang dan malam. Faedah apa yang dapat kita ambil dari peristiwa ini? Sudahkah kita kembali kepada Allah? Sudahkah kita bertobat kepada-Nya? Sudahkah kita telah mengajak diri-diri kita sendiri, anak-anak kita, saudara-saudara kita, dan orang-orang di sekitar kita untuk taat kepada Allah? Sudahkah kita memerintahkan kepada perkara yang makruf dan mencegah dari perbuatan mungkar? Sudahkah kita melakukan sebab-sebab yang mendatangkan keselamatan dan menjaga kita dari keburukan-keburukan yang mengitari kita ini? Ataukah kita hanya sekedar mendengarkan berita-berita tersebut, tidak memperhatikannya dan tidak mengambil pelajaran darinya? Akankah kita masih terus berada dalam kesenangan dan kelalaian kita, serta tidak acuh terhadap keadaan yang melingkupi kita ini? Sungguh, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. 

(أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ)، إنما أتى على جيراننا ليس بعيدا عنا ونحن قد فعلنا الأسباب التي تجذبه إلينا من معصية الله ومن تضيع أمر الله، ومن الغفلة الإعراض، لم نأخذ بأسباب السلامة إلا من شاء الله.

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Berfirman: 

أَفَأَمِنُوا مَكْرَ اللَّهِ فَلا يَأْمَنُ مَكْرَ اللَّهِ إِلاَّ الْقَوْمُ الْخَاسِرُونَ

“Atau, apakah mereka merasa aman dari siksa Allah (yang tidak terduga-duga)? Tidak ada orang yang merasa aman dari siksa Allah, selain kaum yang rugi.” (QS. Al-A’raf: 99). 

Sungguh, keburukan telah menimpa tetangga-tetangga kita, yang tidaklah jauh dari kita, sedangkan kita sendiri malah melakukan sebab-sebab yang bisa menarik keburukan itu kepada kita, yaitu dengan bermaksiat kepada Allah dan menyia-nyiakan perintah-Nya, melalaikannya, dan berpaling darinya. Kita justru tidak melakukan sebab-sebab keselamatan untuk kita sendiri kecuali orang-orang yang Allah kehendaki.

فاتقوا الله عباد الله، اعتبروا بما يجري، اعتبروا يا أولي الأبصار، كما قال الله جل وعلا: (يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ) يعني: اليهود لما عصوا الله وعصوا رسوله: (يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأَبْصَارِ) هذا ليس خاصا باليهود؛ بل هو كل من كان على شاكلتهم ممن عصى الله ورسوله ولم يأتمر بأوامر الله ورسوله وتباع هواه: (وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً).

Bertakwalah, wahai para hamba Allah! Ambillah pelajaran dari apa yang terjadi. Ambillah pelajaran wahai orang-orang yang berakal, sebagaimana yang Allah Jalla wa ʿAlā Firmankan: 

يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ

“Mereka memusnahkan rumah-rumah mereka, …” (QS. Al-Hasyr: 2).

Maksudnya kaum Yahudi ketika mereka bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Berfirman: 

يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأَبْصَارِ

“Mereka menghancurkan rumah-rumah mereka dengan tangannya sendiri dan tangan orang-orang mukmin, maka, ambillah pelajaran (dari kejadian itu), wahai orang-orang yang mempunyai penglihatan (mata hati).” (QS. Al-Hasyr: 2). 

Hal ini bukan khusus untuk orang Yahudi saja, akan tetapi juga untuk siapa saja yang menempuh jalan seperti jalan mereka dari kalangan orang-orang yang bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya, yaitu orang-orang yang tidak menegakkan perintah-perintah Allah dan mengikuti hawa nafsunya. 

Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Berfirman: 

وَلا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطاً

“Janganlah engkau mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingat Kami serta menuruti hawa nafsunya dan keadaannya melewati batas.” (QS. Al-Kahf: 28).

ثم اعلموا رحمكم الله أنَّ خير الحديث كتاب الله، وخير الهديَّ هدي محمد صلى الله عليه وسلم، وشرَّ الأمور مُحدثاتها، وكل بدعة ضلالة، وعليكم بجماعة المسلمين فإنَّ يد الله على الجماعة، ومن شذَّ شذَّ في النار.

Ketahuilah bahwa sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitab Allah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad. Sejelek-jelek perkara adalah (perkara agama) yang diada-adakan, karena setiap (perkara agama) yang diada-adakan adalah bid’ah, dan setiap bid’ah adalah kesesatan. Kalian harus berpegang teguh pada al-Jamāʿah, karena tangan Allah berada di atas al-Jamāʿah, sehingga barang siapa yang menyempal darinya maka akan terjerumus ke dalam neraka.

(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا)، اللَّهُمَّ صلِّ وسلِّم على عبدك ورسولك نبيَّنا محمد، وارضَ اللَّهُمَّ عن خُلفائِه الراشدين، الأئمةِ المهديين، أبي بكرَ، وعمرَ، وعثمانَ، وعليٍّ، وعن الصحابة أجمعين وعن التابعين ومن تبعهم بإحسانٍ إلى يومِ الدين.

“Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, berselawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56). 

Ya Allah, limpahkan selawat serta salam atas hamba-Mu dan utusan-Mu, nabi kita Muhammad, serta ridailah para khalifahnya yang lurus, para imam yang mendapat petunjuk, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, dan seluruh sahabatnya serta para pengikutnya setelahnya, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari Kiamat.

اللَّهُمَّ أعز الإسلام والمسلمين، وأذل الشرك والمشركين، ودمر أعداء الدين، واجعل هذا البلد أمنا مستقرا وسائر بلاد المسلمين عامة يا رب العالمين، اللَّهُمَّ أحفظ علينا أمننا وإيماننا واستقرارنا في أوطاننا وأصلح سلطاننا وولي علينا خيارنا وكفنا شر شرارنا، ولا تؤاخذنا بما فعل السفهاء منا

Ya Allah muliakanlah Islam dan kaum muslimin, hinakanlah kesyirikan dan kaum musyrikin, dan binasakanlah musuh-musuh Islam. Jadikanlah negeri ini negeri yang aman dan tenteram, begitu pula seluruh negeri kaum muslimin secara umum, wahai Tuhan semesta alam. Ya Allah, jagalah keamanan dan ketenangan kami di negeri-negeri kami. Ya Allah, perbaikilah pemimpin kami, jadikanlah pemimpin kami berasal dari kalangan orang-orang yang baik dari kami dan cukupkan keburukan dari orang-orang yang buruk di antara kami. Janganlah Engkau menghukum kami disebabkan apa yang dilakukan orang-orang bodoh di antara kami.

 اللَّهُمَّ من أراد الإسلام والمسلمين بسوء فأشغله في نفسه وصرف عنا كيده وكفنا شره اللَّهُمَّ اجعل ما صنعه الكفار من الأسلحة التي غرتهم وقوتهم على المسلمين، اللَّهُمَّ ردها في نحورهم، اللَّهُمَّ ردها في صدورهم، اللَّهُمَّ اجعلها وباءا عليهم وكف المسلمين شرهم إنك على كل شيء قدير، اللَّهُمَّ كفنا عنا بأس الذين كفروا فأنت أشد بأسا وأشد تنكيلا، (رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ).

Ya Allah, siapa saja yang ingin berbuat buruk terhadap Islam dan kaum muslimin, maka sibukkanlah dia dengan dirinya sendiri, palingkanlah tipu dayanya dari kami, dan cukupkan kejahatannya. Ya Allah, jadikanlah senjata-senjata yang dibuat oleh orang-orang kafir yang telah memperdaya mereka dan yang menguatkan mereka untuk mengalahkan kaum muslimin berbalik ke leher-leher mereka sendiri, ya Allah, balikkan ke dada-dada mereka sendiri, ya Allah jadikanlah semua itu malapetaka atas diri mereka sendiri. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tahanlah serangan orang-orang kafir terhadap kami, Engkaulah yang Mahakeras serangan-Nya dan Mahapedih siksaan-Nya. Ya Tuhan kami, terimalah (amalan kami) dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

عبادَ الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ. فاذكروا اللهَ يذكُرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبر. واللهُ يعلمُ ما تصنعون.

Wahai hamba-hamba Allah, “Sesungguhnya Allah menyuruh kalian untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kalian berjanji dan janganlah kalian membatalkan sumpah-sumpah kalian itu sesudah kalian meneguhkannya, sedang kalian telah menjadikan Allah sebagai saksi kalian (terhadap sumpah-sumpahmu itu). Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang kamu perbuat.” (QS. An-Nahl: 90-91). 

Ingatlah Allah niscaya Allah akan mengingatmu dan syukuri nikmat-Nya niscaya Dia menambah bagimu. 

“Sesungguhnya mengingat Allah (dalam salat) adalah lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45).

Sumber:
https://www.alfawzan.af.org.sa/ar/node/15122
PDF Sumber Artikel.
Audio Sumber Artikel.

Print Friendly, PDF & Email

Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28