Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Mari bersama menabung pahala amal jariyah untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

Pondasi Agama

Rindu Berjumpa dengan Allah

Khutbah Pertama:

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا

وَ إِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى

Hadirin jamaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala,

Khotib mewasiatkan kepada diri khotib pribadi dan jamaah sekalian agar bertakwa kepada Allah. Karena takwa adalah bekal terbaik dan hal yang paling utama untuk dibawa ke tempat kembali kita semua, kampung akhirat. Allah Ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ ٱلسَّاعَةِ شَىْءٌ عَظِيمٌ

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat).” [Quran Al-Hajj: 1]

Allah menyeru semua manusia. Siapa saja yang dikategorikan sebagai manusia, ia masuk dalam seruan ini. Semua manusia Allah perintahkan untuk bertakwa; menaati Allah dan menjauhi semua larangan-Nya. Untuk apa? Untuk persiapan suatu hari yang gempanya, yang kegoncangannya sangat dahsyat. Yaitu hari kiamat.

Pertemuan dengan Allah di hari kiamat adalah sesuatu yang pasti. Sesuatu yang tidak diragukan lagi. Pertemuan dengan Allah terjadi pada semua manusia demikian juga dengan para jin. Itulah hari manusia dan jin dikumpulkan untuk menerima balasan dari semua yang mereka kerjakan.

Ada seseorang yang berjumpa dengan Allah dalam keadaan bahagia. Ia mendapati sesuatu yang disukainya. Inilah pertemuan keberhasilan dan kemuliaan. Ada juga mereka yang berjumpa dalam keadaan merugi. Ia mendapati sesuatu yang ia benci. Inilah pertemuan kehinaaan dan penyesalan.

Allah Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الْإِنسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ

“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” [Quran Al-Insyiqaq: 6]

Dalam ayat ini, Allah menjelaskan bahwa manusia berlelah-letih dengan semua aktivitas mereka. Ada yang sibuk dengan aktivitas berpahala, ada yang aktivitasnya didominasi oleh perkara sia-sia, bahkan ada yang sibuk dengan dosa. Semuanya Lelah hidup di dunia. Dan akhirnya mereka semua akan berjumpa dengan Allah melihat hasil usaha tersebut.

Saat khotbah haji wada’, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan,

و إِنَّكُمْ سَتَلْقَوْنَ رَبَّكُمْ فَيَسْأَلُكُمْ عن أَعْمالِكُمْ

“Dan kalian akan bertemu dengan Rabb kalian, lalu Dia bertanya tentang amal perbuatan kalian.” 

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Keyakinan seorang hamba tentang adanya perjumpaan dengan Allah akan membantu seseorang semangat beramal shaleh, menaati Allah, dan memenuhi perjanjiannya kepada Allah. Semakin yakin, semakin semangat kita dalam beramal, teguh di jalan kebenaran dan memegang ajaran agama. Kita dulu di alam ruh telah berjanji dan bersaksi bahwa Allah adalah Rabb kita. Allah Ta’ala menjelaskan sumpah kita tersebut dalam firman-Nya,

 وَإِذْ أَخَذَ رَبُّكَ مِنۢ بَنِىٓ ءَادَمَ مِن ظُهُورِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَأَشْهَدَهُمْ عَلَىٰٓ أَنفُسِهِمْ أَلَسْتُ بِرَبِّكُمْ قَالُوا۟ بَلَىٰ شَهِدْنَآ أَن تَقُولُوا۟ يَوْمَ ٱلْقِيَٰمَةِ إِنَّا كُنَّا عَنْ هَٰذَا غَٰفِلِينَ

Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab: “Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi”. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)” [Quran Al-A’raf: 172].

Perjanjian ini akan Allah tagih di hari pertemuan dengan-Nya kelak.

Bukti dari keyakinan pertemuan dengan Allah ini akan melahirkan keteguhan dan kesabaran walaupun di masa sulit adalah orang-orang yang beriman di pasukan Thalut saat berhadapan dengan kekuatan pasukan Jalut. Allah Ta’ala berfirman,

قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلَاقُو اللَّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar”. [Quran Al-Baqarah: 249].

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Seorang muslim di duina dituntun untuk menaati perintah Allah dan menjauhi apa yang Dia larang. Untuk mewujudkan ketaatan ini, seorang muslim akan berhadapan dengan ujian-ujian duniawi. Dia akan menemui bahwa perintah Allah itu berlawanan dengan kepentingannya. Perintah Allah itu, tidak sesuai dengan dorongan hawa nafsunya. Perintah Allah itu sesuatu yang secara Zahir merugikan dirinya. Sementara yang dilarang oleh Allah, terasa mudah, tidak melawan arus orang kebanyakan, sesuai dengan hawa nafsu dan selera, selaras dengan kepentingan, dll.

Oleh karena itu, keyakinan seseorang akan adanya perjumpaan dengan Allah akan menguatkannya menghadapi semua ini. Akan mewujudkan keikhlasan dan ubudiyah kepada Allah Rabbul ‘alamin. Allah Ta’ala berfirman,

 فَمَن كَانَ يَرْجُوا۟ لِقَآءَ رَبِّهِۦ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صَٰلِحًا وَلَا يُشْرِكْ بِعِبَادَةِ رَبِّهِۦٓ أَحَدًۢا

“Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.” [Quran Al-Kahfi: 110].

Kurang lebih satu bulan sebelum wafat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar di tengah malam bersama mantan budak beliau, Abu Muwaihibah radhiallahu ‘anhu. Beliau mengatakan, 

يَا أَبَا مُوَيْهِبَةَ إِنِّي قَدْ أُمِرْتُ أَنْ أَسْتَغْفِرَ لِأَهْلِ الْبَقِيعِ فَانْطَلِقْ مَعِي

“Abu Muwaihibah, aku diperintahkan untuk memohonkan ampunan kepada mereka yang dimakamkan di Baqi’. Ayo pergi bersamaku ke sana.” Keduanya pun pergi.

Setibanya di Pemakaman Baqi’, Rasulullah mengucapkan, 

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ الْمَقَابِرِ لِيَهْنِ لَكُمْ مَا أَصْبَحْتُمْ فِيهِ مِمَّا أَصْبَحَ فِيهِ النَّاسُ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا نَجَّاكُمْ اللَّهُ مِنْهُ أَقْبَلَتْ الْفِتَنُ كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يَتْبَعُ أَوَّلُهَا آخِرَهَا الْآخِرَةُ شَرٌّ مِنْ الْأُولَى

“Keselamatan untuk kalian orang-orang yang dimakamkan. Beruntunglah kalian dengan apa yang terjadi pada kalian dibanding apa yang terjadi pada manusia. Seandainya kalian mengetahui kalau Allah telah menyelamatkan kalian dari apa yang terjadi karena ujian-ujian datang bagaikan potongan malam yang gelap. Ujian yang tiada hentinya. Setiap ujian yang baru, lebih buruk dari sebelumnya.”

Setelah itu Nabi menoleh pada Abu Muwaihibah dan berkata, 

يَا أَبَا مُوَيْهِبَةَ إِنِّي قَدْ أُوتِيتُ مَفَاتِيحَ خَزَائِنِ الدُّنْيَا وَالْخُلْدَ فِيهَا ثُمَّ الْجَنَّةَ وَخُيِّرْتُ بَيْنَ ذَلِكَ وَبَيْنَ لِقَاءِ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ وَالْجَنَّةِ

“Abu Muwaihibah, sungguh aku diberi pilihan antara memilih kunci-kunci perbendaharaan dunia dan kekal di dalamnya kemudian dimasukkan ke surga. Atau memilih berjumpa dengan Rabbku Azza wa Jalla dan surga.”

Abu Muwaihibah menanggapi,

بِأَبِي وَأُمِّي فَخُذْ مَفَاتِيحَ الدُّنْيَا وَالْخُلْدَ فِيهَا ثُمَّ الْجَنَّةَ

“Atas nama ayah dan ibuku, pilihlah kunci-kunci perbendaharaan dunia, kekal di dalamnya, kemudian masuk surga.”

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyatakan pilihannya,

لَا وَاللَّهِ يَا أَبَا مُوَيْهِبَةَ لَقَدْ اخْتَرْتُ لِقَاءَ رَبِّي عَزَّ وَجَلَّ وَالْجَنَّةَ

“Tidak. Demi Allah, wahai Abu Muwaihibah. Sungguh aku telah memilih perjumpaan dengan Rabbku Azza wa Jalla dan surga.” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memohonkan ampunan untuk yang dimakamkan di Baqi’. Setelah itu beranjak dari sana. [HR. Ahmad 15425].

Inilah hakikat ubudiyah, beliau tidak hanya ditawarkan bagian dunia. Tapi, beliau ditawarkan kunci-kunci perbendaharaannya. Beliau bisa menikmati kehidupan di dunia ini dengan segala yang ada padanya. Kemudian hidup kekal di dalamnya. Dan akhirnya tetap masuk surga. Tapi beliau lebih memilih perjumpaan dengan Allah.

Ibunda Aisyah radhiallahu ‘anha meriwayatkan ucapan terakhir Rasulullah yang saat wafat bersandar padanya. Beliau menceritakan,

سمعتُ رسولَ اللهِ صلَّى اللهُ علَيهِ وسلَّمَ يقولُ عندَ وفاتِه اللَّهم اغفِر لي وارحَمني وألحِقني بالرَّفيقِ الأعلَى

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berucap saat akan wafat, ‘Ya Allah, ampuni aku, kasihi aku, dan pertemukan aku dengan saudara-saudara (para nabi), di tempat yang tinggi.” [Shahih at-Turmudzi, 3496].

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga pernah berdoa,

وأسألُكَ لذَّةَ النظرِ إلى وجهِكَ ، والشوْقَ إلى لقائِكَ في غيرِ ضراءَ مُضِرَّةٍ ، ولا فتنةٍ مُضِلَّةٍ

“Aku memohon kepadamu kenikmatan memandang wajahmu dan kerinduan berjumpa denganmu tanpa penderitaan yang membahayakan serta fitnah yang menyesatkan.”

Demikian sebagai khotbah yang pertama.

أَقُولُ قَوْلِي هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ؛ فَإِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

Khutbah Kedua:

الْحَمْدُ للهِ عَلَى إِحْسَانِهِ، وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيقِهِ وَامْتِنَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَلاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ تَعْظِيمًا لِشَانِهِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الدَّاعِي إِلَى رِضْوانِهِ، صَلَّى اللهُ عَليْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَأَعْوَانِهِ، وَسَلَّمَ تَسْلِيمًا كَثِيرًا..

أَمَّا بَعْدُ:

أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى:

Jamaah yang dimuliakan Allah,

Perjumpaan orang-orang beriman dengan Allah Ta’ala di surga adalah kenikmatan surga yang paling nikmat. Di Alquran sendiri perjumpaan dengan Allah ini disebut dengan nikmat terbaik. Allah Ta’ala berfirman,

 لِّلَّذِينَ أَحْسَنُوا۟ ٱلْحُسْنَىٰ وَزِيَادَةٌ 

“Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya.” [Quran 10:26]

Dalam sebuah hadits Gambaran kondisi perjumpaan orang-orang beriman dengan Alllah Subhanahu wa Ta’ala dijelaskan lebih lengkap lagi.

عَنْ صُهَيْبٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ قَالَ يَقُولُ اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ فَيَقُولُونَ أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنْ النَّارِ قَالَ فَيَكْشِفُ الْحِجَابَ فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ ثُمَّ تَلَا هَذِهِ الْآيَةَ { لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا الْحُسْنَى وَزِيَادَةٌ }

 Dari Shuhaib, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bila penduduk surga telah masuk ke surga, Allah berfirman, ‘Apakah kalian ingin sesuatu yang perlu Aku tambahkan kepada kalian?’

Mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah membuat wajah-wajah kami putih? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?’

Beliau bersabda, “Lalu Allah membukakan hijab pembatas. Tidak ada satu pun yang dianugerahkan kepada mereka yang lebih dicintai daripada anugrah (dapat) memandang Rabb mereka.” 

‘Kemudian beliau membaca Firman Allah: ‘(Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya)’ (Qs.Yunus: 26) [HR. Muslim 266]

Semoga Allah Ta’ala menganugerahkan kita di dunia ini rasa rindu untuk berjumpa dengan-Nya sehingga kita semakin termotivasi untuk mengerjakan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan. Dan kita berharap di akhirat nanti termasuk golongan yang bisa memandang wajah Tuhan kita yang selama ini kita sembah, kita baca kalam-Nya, kita panjatkan doa dan pengaduan kepada-Nya, bertemu dengan-Nya dengan penuh bahagia. Allahumma amin.

﴿إِنَّ اللهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا﴾ [الأحزاب: 56]، وَقَالَ ‏صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً وَاحِدَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا» [رَوَاهُ مُسْلِم].

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ . وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ الأَئِمَّةِ المَهْدِيِيْنَ أَبِيْ بَكْرِ الصِّدِّيْقِ ، وَعُمَرَ الفَارُوْقِ ، وَعُثْمَانَ ذِيْ النُوْرَيْنِ، وَأَبِي الحَسَنَيْنِ عَلِي، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَكَرَمِكَ وَإِحْسَانِكَ يَا أَكْرَمَ الأَكْرَمِيْنَ.

اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ ، وَأَذِلَّ الشِرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ ، وَاحْمِ حَوْزَةَ الدِّيْنِ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ آمِنَّا فِي أَوْطَانِنَا وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلَاةَ أُمُوْرِنَا وَاجْعَلْ وِلَايَتَنَا فِيْمَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ وَلِيَ أَمْرِنَا لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى وَأَعِنْهُ عَلَى البِرِّ وَالتَقْوَى وَسَدِدْهُ فِي أَقْوَالِهِ وَأَعْمَالِهِ يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ جَمِيْعَ وُلَاةَ أَمْرِ المُسْلِمِيْنَ لِلْعَمَلِ بِكِتَابِكَ وَاتِّبَاعِ سُنَّةَ نَبِيِّكَ صلى الله عليه وسلم ، وَاجْعَلْهُمْ رَأْفَةً عَلَى عِبَادِكَ المُؤْمِنِيْنَ

اللَّهمَّ نَسألُكَ حُبَّكَ ، وحَبَّ مَن يُحِبُّكَ ، وحُبًّا يُبَلِّغُني حُبَّكَ

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا ، اللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الْإِيمَانِ ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِسْلَامِ

عِبَادَ اللهِ : اُذْكُرُوْا اللهَ يَذْكُرْكُمْ ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ ، ) وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ ( .

Print Friendly, PDF & Email

Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28