Khutbah Pertama:
الحمد لله الذي أنعم على عباده بما أخرج لهم من الطيبات، وأدره عليهم من أصناف الأرزاق والأقوات، وأحل لهم من ذلك ما تقوم به أديانهم وأبدانهم، وحرم عليهم ما يكون به ضررٌ في أبدانهم وعقولهم وأديانهم، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، له الملك وله الحمد وهو على كل شيءٍ قدير، وأشهد أن محمدًا عبده ورسوله البشير النذير صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين وسلم تسليمًا.
أما بعد أيها الناس:
Bertakwalah kepada Allah Ta’ala. Mari kita mencukupkan diri mengonsumsi makanan dan minuman yang Allah halalkan dan menjauhi makanan dan minuman yang Dia larang. Karena tidak ada sesuatu apapun yang bermanfaat untuk kita pasti Allah halalkan dan bolehkan. Apalagi kalau makanan dan minuman tersebut adalah sesuatu yang bergizi. Dan tidak ada makanan dan minuman yang membahayakan dan memudharatkan pasti Dia larang dan haramkan.
Allah Ta’ala berfirman,
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ
“Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik.” [Quran Al-Maidah: 4]
As-Sa’di rahimahullah mengatakan, “Allah berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka’? Yaitu makanan. ‘Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik’. Yaitu semua makanan yang mengandung manfaat dan kelezatan. Tidak membahayakan badan dan juga akal. Oleh karena itu, ayat ini mengharamkan makanan yang buruk. Sebagaimana dijelaskan dalam ayat yang lain,
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” [Quran Al-A’raf: 157]
Allah Ta’ala menyebutkan tentang karakteristik Nabi-Nya,
يَأْمُرُهُم بِٱلْمَعْرُوفِ وَيَنْهَىٰهُمْ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ ٱلْخَبَٰٓئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَٱلْأَغْلَٰلَ ٱلَّتِى كَانَتْ عَلَيْهِمْ
“Yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka.” [Quran Al-A’raf: 157].
Sebagaimana Allah yang telah memberi kita nikmat dengan menghalalkan dan membolehkan mengonsumsi sesuatu yang baik. Dan juga termasuk nikmat Allah, Dia mengharamkan makanan yang buruk dan berbahaya untuk kita konsumsi. Karena itu, seorang hamba hendaknya bersyukur atas penghalalan dan pengharaman itu. Selayaknya mereka bergembira. Lalu mengambil sikap menjauhi yang diharamkan Allah. Mendengar dan menaati perintah-Nya dalam hal ini.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لا ضرر ولا ضرار
“Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain.”
Hadits ini adalah hadits yang agung. Sebuah hadits yang menjadi pokok ajaran Islam. karena meskipun kalimatnya singkat tapi mampu menghimpun prinsip yang menyebabkan sesuatu itu menjadi halal atau haram.
Ma’asyiral muslimin,
Di antara hal yang berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain, sesuatu yang buruk untuk dikonsumsi, dan sesuatu yang Allah dan Rasul-Nya haramkan adalah menghisap rokok.
Syaikh Ibnu Baz rahimahulla mengatakan, “Menghisap rokok haram hukumnya. Karena rokok termasuk sesuatu yang buruk. Dan Allah telah mengharamkan sesuatu yang buruk. Bahkan rokok itu mengandung bukan satu atau dua bahaya. Tapi banyak bahaya. Dalilnya tentang haramnya rokok adalah firman Allah Ta’ala,
يَسْأَلُونَكَ مَاذَا أُحِلَّ لَهُمْ قُلْ أُحِلَّ لَكُمُ الطَّيِّبَاتُ
“Mereka menanyakan kepadamu: “Apakah yang dihalalkan bagi mereka?”. Katakanlah: “Dihalalkan bagimu yang baik-baik.” [Quran Al-Maidah: 4]
Dan Allah menyifati Nabi-Nya dengan:
وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
“Dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk.” [Quran Al-A’raf: 157]
Para ulama menafsirkan yang dimaksud dengan makanan dan minuman yang baik adalah yang bergizi, yang bermanfaat bagi tubuh, bukan malah membahayakannya. Dan tentu sudah kita ketauhi bersama bahwa rokok tidak memiliki sifat ini. Akan tetapi rokok termasuk sesuatu yang buruk untuk dikonsumsi.
بارك الله لي ولكم في القرآن والسنة، ونفعني الله وإياكم بما فيهما من الآيات والحكمة. أقول ما سمعتم، وأستغفر الله لي ولكم من كل ذنبٍ وخطيئة، فاستغفروه وتوبوا إليه؛ إنه هو الغفور الرحيم.
Khutbah Kedua:
الحمد لله على إحسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له تعظيمًا لشأنه، وأشهد أنّ محمدًا عبده ورسوله الداعي إلى رضوانه، صلى الله عليه وعلى آله وأصحابه وأعوانه وسلم تسليمًا كثيرًا. أما بعد:
Ayyuhal muslimun,
Aktivitas merokok tersebar di tengah masyarakat kita. Bahkan hal itu telah dilakukan oleh anak-anak kecil di tempat-tempat umum seperti pasar dan tempat-tempat lainnya. Pelakunya sendiri tidak mengingkari kalau rokok ini mengandung bahaya. Bahkan mereka sadar terdapat banyak racun dalam rokok. Bebahaya bagi badan, harta, dan masyarakat. Kalau sudah demikian tentu berbahaya juga bagi kualitas agama seseorang. Karena ketika dia merokok dia merugikan dirinya dan menzalimi orang lain.
Mudharat dari sisi agama adalah para ulama telah menjelaskan keharamannya. Berdasarkan kandungan nash-nash syariat dan prinsip-prinsip agama. Ketika dia haram, berarti seseorang yang melakukan telah berbuat maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan setiap maksiat kepada Allah dan Rasul-Nya adalah mudharat untuk kualitas agama seseorang. Iman itu bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan kemaksiatan.
Adapun bahaya untuk tubuh, rokok itu membuat fungsi tubuh menjadi lemah. Seperti merusak fungsi jantung. Menyebabkan kanker. Menjadi penyebab kematian dll. Betapa banyak orang yang membunuh dirinya secara perlahan dengan merusak kesehatannya. Karena disebabkan rokok ini.
Rokok juga bahaya dari sisi harta. Kita semua tahu, harga rokok itu tidak murah. Namun seseorang menghabiskan uangnya untuk membeli rokok. Seandainya dia keluarkan untuk sesuatu yang baik tentulah kemanfaatannya dia juga yang menikmatinya. Masih banyak makanan dan minuman halal.
Seseorang akan ditanya dan dimintai tanggung jawab tentang sejauh mana keterlibatan mereka dengan rokok. Hanya sebatas pengonsumsi atau sampai ikut menjual. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ
“Dua kaki seorang hamba tidak akan bergerak (pada hari kiamat) sehingga dia ditanya tentang umurnya, kemana dihabiskan, tentang ilmunya apakah yang telah dilakukan dengan ilmunya, tentang hartanya dari mana diperolehi dan kemana dibelanjakan dan tentang tubuh badannya untuk apa digunakannya.” [HR. at-Tirmizi].
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Rokok haram hukumnya. Dalilnya adalah firman Allah Ta’ala,
وَلا تَقْتُلُوا أَنْفُسَكُم
“Dan janganlah kamu membunuh dirimu.” [Quran An-Nisa: 29] dan firman-Nya,
وَلا تُؤْتُوا السُّفَهَاءَ أَمْوَالَكُمُ الَّتِي جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ قِيَاماً
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan.” [Quran An-Nisa: 5].
Dan juga diriwayatkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau melarang membuang-buang harta. Dan dari sudut pandang kedokteran rokok termasuk sesuatu yang membahayakan. Dan bisa mengantarkan seseorang pada kematian. Sehingga orang yang mengonsumsinya bisa membunuh dirinya sendiri. Mengantarkan dirinya pada kebinasaan. Menghisabnya adalah mafsadat terhadap harta karena mengelurkan harta bukan pada tempat yang Allah bolehkan. Padahal harta digunakan untuk menegakkan kehidupan. Rokok tidak maslahat untuk agama dan dunia seseorang. Mengeluarkan uang untuk hal tersebut termasuk membuang-buang harta. Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melarang kita membuang harta.
Rokok juga berbahaya untuk masyarakat dan kehidupan sosial. Karena kalau rokok ini tersebar dna menjadi kebiasaan umum, tentu akan rusaklah masyarakat. Dan para perokok sendiri telah menjadi bintang iklan gratis dari produk rokok tersebut. Bahkan mereka dengan bangga menyebarkannya.
Bahkan para perokok sendiri telah berbuat zalim dengan anaknya sedari mereka kecil. Mereka merokok di hadapan sang anak. Sehingga si anak menjadi perokok pasif. Atau si anak akan terpengaruh ikut serta merokok di masa yang akan datang.
Semoga Allah Ta’ala memberi petunjuk kepada kita untuk menjauhi rokok dan meninggalkannya. Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ وَاشْكُرُوا لِلَّهِ إِنْ كُنْتُمْ إِيَّاهُ تَعْبُدُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah.” [Quran Al-Baqarah: 172]
ثُمَّ اعْلَمُوْا عِبَادَ اللهِ، أَنَّ خَيْرَ الحَدِيْثِ كِتَابَ اللهِ، وَخَيْرَ الهَدْيِ هَدْيُّ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرَّ الأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.
وَعَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ، فَإِنَّ يَدَ اللهِ عَلَى الْجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ فِي النَّارِ(إِنَّ اللَّهَ وَمَلائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا) اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ، وَارْضَ اللَّهُمَّ عَنْ خُلَفَائِهِ اَلرَّاشِدِيْنَ، اَلْأَئِمَّةَ المَهْدِيِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ، وَعُمَرَ، وَعُثْمَانَ، وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنَ، وَعَنِ التَّابِعِيْنَ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ وَعَنَّا مَعَهُمْ بِمَنِّكَ وَفَضْلِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ.
اَللَّهُمَّ انْصُرْ الإِسْلَامَ وَالمُسْلِمِيْنَ، وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالمُشْرِكِيْنَ، وَدَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنَ، وَاجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِناً مُطْمَئِنّاً وَسَائِرَ بِلَادِ المُسْلِمِيْنَ عَامَةً يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَلِيَّ عَلَيْنَا خِيَارَنَا، وَكْفِيْنَا شَرَّ شِرَارَنَا، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيْنَا بِذُنُوْبِنَا مَا لَا يَخَافُكَ وَلَا يَرْحَمُنَا. اَللَّهُمَّ اجْعَلْ وَلِيَتَنَا فِيْمَا خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِمَا فِيْهِ خَيْرَ صَلَاحِ الإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اَللَّهُمَّ وَفِّقْ إِمَامَنَا لِمَا فِيْهِ صَلاَحِهِ وَصَلَاحِ الْإِسْلَامِ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ بِطَانَتَهُ وَجُلَسَائِهِ وَمُسْتَشَارِيْهِ وَأَبْعِدْ عَنْهُ بِطَانَةً السُّوْءِ وَالمُفْسِدِيْنَ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ، ( رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنْ الْخَاسِرِينَ).
عبادَ الله، (إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنْ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ)،(وَأَوْفُوا بِعَهْدِ اللَّهِ إِذَا عَاهَدْتُمْ وَلا تَنقُضُوا الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمْ اللَّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ)، فاذكروا اللهَ يذكُرْكم، واشكُروه على نعمِه يزِدْكم، ولذِكْرُ اللهِ أكبر، واللهُ يعلمُ ما تصنعون.