Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Nasehat

Hikmah di Balik Cobaan 

المؤمن والابتلاء

خطبة جمعة بتاريخ / 15-3-1432 هـ

Seorang Mukmin dan Cobaan

Khotbah Jumat tanggal 15/3/1432 H

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره ونتوب إليه ، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا و سيئات أعمالنا ، من يهده الله فلا مضل له ومن يضلل فلا هادي له ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ؛ صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين . أما بعد أيها المؤمنون عباد الله : اتقوا الله ربكم وأطيعوه فإن في تقوى الله عز وجل وطاعته سعادةَ العبد وفلاحَه في دنياه وأخراه .

Sesungguhnya segala puji hanya bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan meminta ampunan dan bertobat kepada-Nya. Kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan keburukan amal perbuatan kami. Barang siapa yang Allah Beri petunjuk, niscaya tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang siapa yang Allah Sesatkan, niscaya tidak ada yang bisa memberinya petunjuk. 

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga selawat Allah dan salam penghormatan-Nya terlimpah untuknya dan keluarganya serta seluruh sahabatnya. 

Adapun berikutnya, wahai kaum mukminin, hamba-hamba Allah, Bertakwalah kepada Allah, Tuhan kalian, dan taatilah Dia, karena takwa dan taat kepada Allah ʿAzza wa Jalla adalah kebahagian dan kesejahteraan bagi seorang hamba di dunia dan akhirat.

أيها المؤمنون عباد الله : إنَّ هذه الحياة الدنيا دارُ امتحان ومَيْدانُ ابتلاء ، وما من عبد في هذه الحياة إلا وهو مبتلى ثم إلى الله جل شأنه المرجع والمآب لِيَجْزِيَ الَّذِينَ أَسَاءُوا بِمَا عَمِلُوا وَيَجْزِيَ الَّذِينَ أَحْسَنُوا بِالْحُسْنَى [ النجم:31] ، يقول الله تبارك وتعالى : كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ [الأنبياء:35] . 

Wahai kaum mukminin, hamba-hamba Allah, sesungguhnya kehidupan dunia ini adalah negeri ujian dan medan cobaan. Tidak ada seorang hamba pun dalam kehidupan ini kecuali pasti diuji kemudian segala urusannya akan dikembalikan dan dipulangkan kepada Allah Jalla wa ʿAlā, “… agar Dia Memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat jahat sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan dan Memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan pahala yang lebih baik (surga).” (QS. An-Najm: 31). 

Allah Tabāraka wa Taʿālā Berfirman (yang artinya), “Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian, dan Kami akan Menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan, dan hanya kepada Kami kalian akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 35).

والابتلاء – أيها المؤمنون – في هذه الحياةِ الدنيا تارة يكون بالنعمة والرخاء ، وتارة يكون بالشدة والبلاء ، تارة يكون بالصحة وتارة يكون بالمرض ، تارة يكون بالغنى وتارة يكون بالفقر ، والمؤمن عرضة للبلاء في هذين البابين : باب الشدة وباب الرخاء . والمؤمن – عباد الله – من خيرٍ إلى خير في كل ابتلاءاته ، ولهذا ثبت في المسند من حديث أنس رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : ((عَجَبًا لِلْمُؤْمِنِ !! لَا يَقْضِي اللَّهُ لَهُ شَيْئًا إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ )) . 

Wahai kaum mukminin, cobaan dalam kehidupan dunia ini terkadang berupa kelapangan dan kenikmatan, terkadang berupa kesulitan dan musibah, terkadang berupa kesehatan, terkadang berupa penyakit, terkadang berupa kekayaan, dan terkadang berupa kemiskinan. Setiap mukmin pasti diuji dengan dua jenis cobaan ini, yakni ujian kesulitan dan ujian kemudahan. 

Hanya saja, wahai hamba-hamba Allah, seorang mukmin hanya mendapatkan kebaikan demi kebaikan di setiap cobaan yang dia hadapi. Itulah sebabnya ada riwayat sahih dalam kitab al-Musnad dari hadis Anas —Semoga Allah Meridainya— bahwa Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan perkara seorang mukmin! Allah tidak Menetapkan apapun untuknya kecuali itu baik baginya.” 

وتأمل رعاك الله قوله عليه الصلاة والسلام في هذا التعميم (( شَيْئًا إِلَّا كَانَ خَيْرًا لَهُ )) ؛ فقوله :((شَيْئًا)) يتناول كل ابتلاء سواء كان شدة أو كان رخاء ، فالمؤمن في كل ابتلاءاته من خير إلى خير ؛ وذلكم – عباد الله – أن المؤمن الموفق إذا ابتلاه الله جل وعلا بالشدة والعسر ، والمرض والفقر ، ونحو ذلكم من الابتلاءات تلقى ذلكم بالصبر ؛ فيفوز في هذا النوع من الابتلاء بثواب الصابرين ، وإذا ابتلاه الله جل وعلا بالرخاء واليسر ، والصحة والعافية ، والغنى والسعة ؛ فإنه في هذا النوع من الابتلاء يكون شاكرا لله جل شأنه فيفوز بثواب الشاكرين 

Renungkanlah —semoga Allah Memelihara Anda— sabda beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam tentang keumuman ini, “… apapun kecuali itu baik baginya.” Sabda beliau Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam “apapun” mencakup setiap bentuk cobaan, baik itu kesulitan maupun kemudahan. Seorang mukmin dalam setiap cobaannya dia pasti mendapatkan kebaikan demi kebaikan. Yang demikian itu, wahai hamba-hamba Allah, karena Allah Jalla wa ʿAlā ketika Menguji seorang mukmin yang mendapat taufik dari-Nya dengan kesulitan dan kesempitan, penyakit dan kemiskinan, dan ujian-ujian lain yang semisalnya, dia menghadapinya dengan sabar. 

Dengan demikian, dia beruntung dalam jenis ujian ini dengan mendapatkan pahala orang yang bersabar. Sementara ketika Dia Jalla wa ʿAlā Mengujinya dengan kelapangan dan kemudahan, kesehatan dan keselamatan, serta kekayaan dan kelebihan, dalam jenis ujian ini dia bersyukur kepada Allah Jalla wa ʿAlā sehingga dia beruntung dengan mendapatkan pahala orang yang bersyukur.

يوضح ذلكم ما ثبت في صحيح مسلم من حديث صهيب بن سنان -رضي الله عنه- أن النبي صلى الله عليه وسلم قال : (( عَجَبًا لِأَمْرِ الْمُؤْمِنِ !! إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لِأَحَدٍ إِلَّا لِلْمُؤْمِنِ ؛ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ )) . فالمؤمن – عباد الله – في مقام الضراء يفوز بثواب الصابرين ، وفي مقام السَّعَة والرخاء يفوز بثواب الشاكرين ؛ فهو يتقلب في هذه الابتلاءات بين صبر وشكر ، وقد قال الله تعالى في أربعة مواضع من القرآن الكريم إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ ؛ فذكر جل شأنه المقامين العظيمين مقام الصبر على البلاء ، ومقام الشكر على النعماء .

Sebuah hadis sahih dalam Shahih Muslim memperjelas hal tersebut, yang diriwayatkan oleh Ṣuhaib bin Sinān —Semoga Allah Meridainya— bahwa Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam bersabda, “Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, karena semua urusannya baik baginya, yang mana hal itu hanya terjadi kepada seorang mukmin. Jika dia mendapat sesuatu yang menyenangkan, lalu dia bersyukur maka itu baik baginya. Jika dia mendapat sesuatu yang menyengsarakan, lalu dia bersabar maka itu juga baik baginya.” Wahai hamba-hamba Allah, di saat sulit dia beruntung karena memperoleh pahala orang yang bersabar dan di saat lapang dan senang dia juga beruntung karena memperoleh pahala orang yang bersyukur. Jadi, dalam semua cobaan dia terus berporos pada kesabaran dan rasa syukur, yang mana di empat tempat dalam al-Quran yang mulia Allah Subẖānahu wa Taʿālā telah Berfirman (yang artinya), “Sesungguhnya dalam hal tersebut ada ayat (tanda) bagi setiap orang yang banyak sabar dan syukur.” Allah Jalla wa ʿAlā Menyebut dua sifat agung ini, yaitu sifat sabar saat diuji dengan kesengsaraan dan syukur saat diuji dengan kenikmatan.

أيها المؤمنون : وينبغي على عبد الله المؤمن أن يعلم أن توسيع الله جل شأنه على بعض الناس في مالٍ أو صحةٍ أو تجارةٍ أو ولدٍ أو غير ذلك من أنواع الإنعام ليس دليلاً ولا بد على رضا الله عنه وإكرامه له ، وكذلكم   -عباد الله – ليس التضييق على العبد والتقتير عليه في ماله أو في صحته أو في سائر أحواله دليلا على عدم رضا الله عنه أو إهانته له ؛ فهذا ظن يظنه بعض الناس نفاه الله جل وعلا في القرآن ، وتأمل ذلك رعاك الله في قول الله سبحانه وتعالى: فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ (15) وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ [الفجر:15-16]

Wahai kaum mukminin, seorang hamba Allah yang beriman seyogianya mengetahui bahwa kelapangan yang Allah Karuniakan atas sebagian orang dalam urusan harta, kesehatan, perdagangan, keturunan, atau berbagai jenis nikmat lainnya, bukanlah bukti dan kepastian bahwa Allah Meridai dan Memuliakannya. 

Demikian juga, wahai hamba-hamba Allah, kesempitan dan kesulitan yang Dia Timpakan kepada seseorang dalam hal keuangan, kesehatan, dan lain sebagainya tidak menjadi bukti bahwa Allah Menghinakannya dan tidak Meridainya. Prasangka yang disangka oleh sebagian orang ini telah diingkari oleh Allah Jalla wa ʿAlā dalam Firman-Nya Subẖānahu wa Taʿālā (yang artinya), “Maka adapun manusia, apabila Tuhan Mengujinya lalu Memuliakannya dan Memberinya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku.’ Namun apabila Tuhan Mengujinya lalu membatasi rezekinya, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah menghinaku.’” (QS. Al-Fajr: 16). 

قال الله تعالى نافياً لهذا الظن كَلَّا : أي ليس الأمر كما يظنون ، وليس الشأن كما يزعمون ؛ فليس من وسّع الله عليه في المال والصحة والولد وغير ذلك ، ليس ذلك دليلا على رضا الله عنه وإكرامه له ، وكذلكم ليس التضييق على العبد والتقتير عليه دليلا على إهانة الله جل وعلا له ؛ بل كل منهما مبتلى ، هذا ابتلاه الله سبحانه وتعالى بالمال والصحة والعافية وأنواع الخيرات، وذاك ابتلاه الله سبحانه وتعالى بفقر أو مرض أو نحو ذلك من الشدات . 

Allah Subẖānahu wa Taʿālā Membantah prasangka tersebut dengan firman-Nya (yang artinya), “Sekali-kali tidak!” (QS. Al-Fajr: 17). Maksudnya, perkaranya tidak seperti yang mereka sangka dan masalahnya tidak seperti yang mereka duga. Jadi, siapa pun yang Allah Lapangkan baginya urusan keuangan, kesehatan, keturunan, dan lain sebagainya, ini bukanlah bukti bahwa Allah Meridainya dan Memuliakannya. 

Demikian juga siapa pun yang Allah Berikan kesempitan, itu bukanlah bukti bahwa Allah Jalla wa ʿAlā Menghinakannya. Justru kedua-duanya sedang diuji; yang ini diuji oleh Allah Subẖānahu wa Taʿālā dengan harta, kesehatan, kesejahteraan, dan berbagai macam kebaikan, sedangkan yang itu diuji oleh Allah Subẖānahu wa Taʿālā dengan kemiskinan, penyakit, atau kesulitan yang lain.

ولهذا اختلف أهل العلم في أي الشخصين أفضل عند الله جل وعلا : الغني الشاكر أو الفقير الصابر ؟ والتحقيق في ذلكم : أن الأفضل منهما الأتقى لله جل وعلا ، وإذا كانوا في التقوى سواء فهم في الأجر سواء ، لأن الأول: امتحنه الله بالغنى فشكر ، والثاني: امتحنه الله بالفقر فصبر ، وكل منهما حقق العبودية المطلوبة منه فكانوا كلاهما من الفائزين ؛ ذاك فاز بثواب الشاكرين ، وهذا فاز بثواب الصابرين .

Itulah sebabnya para ulama berselisih pendapat tentang siapa di antara dua orang tersebut yang lebih baik di sisi Allah Jalla wa ʿAlā; apakah orang kaya yang bersyukur ataukah orang miskin yang bersabar? Yang tepat dalam hal ini adalah bahwa yang lebih baik dari keduanya adalah yang paling bertakwa kepada Allah Jalla wa ʿAlā. Namun ketika ketakwaan mereka sama, maka pahala mereka juga sama. 

Hal itu karena orang pertama diuji oleh Allah Subẖānahu wa Taʿālā dengan kekayaan lalu bersyukur dan orang yang kedua diuji oleh Allah Subẖānahu wa Taʿālā dengan kemiskinan lalu bersabar, keduanya telah melaksanakan ibadah yang diperintahkan dari masing-masing ujian tersebut, sehingga mereka sama-sama beruntung. Yang satu memenangkan pahala syukur dan yang satunya memenangkan pahala sabar.

أيها المؤمنون : والمآب إلى الله عز وجل ؛ ولذلك ختم الله عز وجل الآية بقوله وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ : أي أنكم تبتَلون في هذه الحياة ثم مرجعكم إلى الله عز وجل ؛ ليثيب المحسن بإحسانه ، وليعاقب المسيء على إساءته ، فلنتق الله عز وجل ولنجاهد أنفسنا في هذه الحياة لنكون من الفائزين في الابتلاء والامتحان ، سواء كان الامتحان نعمةً أو كان الامتحان شدة . اللهم يا إلهنا ومولانا وسيدنا وربنا وخالقنا اجعلنا بمنِّك وكرمك وفضلك ممن إذا أُعطِيَ شكر وإذا ابتلي صبر أقول هذا القول وأستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب فاستغفروه يغفر لكم إنه هو الغفور الرحيم .

Wahai kaum mukminin, semua akan kembali kepada Allah, maka dari itu Allah Subẖānahu wa Taʿālā Menutup ayat tersebut dengan Berfirman (yang artinya), “… dan hanya kepada Kami kalian akan dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 35). Artinya, bahwa kalian diuji dalam kehidupan ini kemudian kalian akan kembali kepada Allah Subẖānahu wa Taʿālā untuk Mengganjar orang baik dengan kebaikannya dan Menghukum orang buruk dengan keburukannya. Maka dari itu, marilah kita bertakwa kepada Allah Jalla wa ʿAlā dan Melawan hawa nafsu kita dalam kehidupan ini agar kita menjadi orang yang beruntung dalam semua ujian dan cobaan, baik cobaan berupa kenikmatan maupun kesulitan. 

Ya Allah, wahai Sesembahan kami, Pemilik kami, Tuan kami, Tuhan kami, dan Pencipta kami, Jadikan kami orang yang jika diberi bersyukur dan jika diuji bersabar dengan karunia, kedermawanan, dan kemurahan-Mu. Aku cukupkan perkataanku ini dan aku meminta ampun kepada Allah untukku, kalian, dan seluruh kaum muslimin dari setiap dosa. Mintalah ampun kepada-Nya karena sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

الخطبة الثانية :

الحمد لله عظيم الإحسان ، واسع الفضل والجود والامتنان ، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له ، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله ؛ صلى الله وسلم عليه وعلى آله وصحبه أجمعين . أما بعد : أيها المؤمنون عباد الله : اتقوا الله تعالى ، وراقبوه مراقبة من يعلم أن ربه يسمعه ويراه .

Khotbah Kedua:

Segala puji bagi Allah Yang agung kebaikan-Nya dan luas karunia, kemurahan, dan kedermawanan-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah semata, Yang tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Semoga selawat dan salam penghormatan Allah terlimpahkan kepadanya dan keluarganya serta seluruh sahabatnya. 

Adapun berikutnya, wahai kaum mukminin, hamba-hamba Allah, bertakwalah kepada Allah Subẖānahu wa Ta’ālā dan hadirkanlah rasa Murāqabah (merasa diawasi oleh Allah, pent.) dengan Murāqabah-nya seorang hamba mengetahui bahwa Tuhannya Mendengar dan Melihatnya. 

واعلموا – رعاكم الله – أن هذه الدار زائلةٌ وزائل من عليها ، وأن المآب إلى الله عز وجل ، ويوم اللقاء بالله تكون المجازاة ، ففي ذلك اليوم العظيم يقول الرب جل شأنه : أنا الملك أنا الديان . والديان : أي المحاسب المجازي . والجزاء يوم القيامة بمثاقيل الذر فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ (7) وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ [الزلزلة:7-8].

Ketahuilah —semoga Allah Memelihara Anda— bahwa dunia ini akan sirna dan semua yang ada padanya juga akan sirna, dan bahwa segalanya akan kembali kepada Allah ʿAzza wa Jalla dan semua akan dibalas di hari perjumpaan dengan-Nya. Di hari yang agung itulah Tuhan Jalla wa ʿAlā Berfirman, “Aku adalah ad-Dayyān!” Ad-Dayyān artinya adalah Yang Maha Menghisab dan Maha Membalas. 

Pasti ada balasan di hari kiamat walaupun hanya sekecil zarah. “Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya, dan barang siapa mengerjakan kejahatan seberat zarah, niscaya dia juga akan melihat (balasan)nya.” 

أيها المؤمنون : والكيس من عباد الله من دان نفسه في هذه الحياة : أي حاسبها قبل أن يُحاسب ، وعمل لما بعد الموت ، والعاجز من أتبع نفسه هواها : أي أرخى لنفسه الزمام وأطلق لها العِنان تفعل ما شاءت وتخوض فيما أرادت من حرام أو آثام ، ثم يفاجئ بالموت ويفاجئ بالجزاء والحساب .ألا فلنتق الله عز وجل ولنحاسِب أنفسنا قبل أن نحاسَب ، ولنزِن أعمالنا قبل أن تُوزن ، واعلموا – رعاكم الله- أن أصدق الحديث كلام الله ، وخير الهدى هدى محمد صلى الله عليه وسلم ، وشر الأمور محدثاتها ، وكل محدثة بدعة ، وكل بدعة ضلالة ، وعليكم بالجماعة ؛ فإن يد الله على الجماعة .

Wahai kaum mukminin, hamba Allah yang cerdas adalah orang yang selalu mengintrospeksi dirinya di dalam kehidupan ini—yakni menghisab dirinya sebelum dihisab—dan beramal untuk kehidupan setelah kematiannya, sedangkan orang yang lemah adalah orang yang memperturutkan hawa nafsunya—yakni mencopot kekang nafsunya lalu melepaskannya dalam ketidakberdayaan sehingga nafsunya berbuat segala keharaman dan dosa yang dia mau dan bergumul dengan apapun yang dia inginkan, lalu dia tiba-tiba mati dan menghadapi balasan dan hisab secara mendadak. 

Maka dari itu, marilah kita bertakwa kepada Allah ʿAzza wa Jalla dan menghisab diri kita sebelum dihisab serta menimbang amalan kita sebelum ditimbang. Kemudian, ketahuilah —semoga Allah Memelihara Anda— bahwa sebenar-benar ucapan adalah firman Allah, sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam, dan seburuk-buruk perkara adalah perkara yang dibuat-buat, karena setiap perkara yang dibuat-buat adalah bidah, setiap bidah adalah kesesatan, dan setiap kesesatan tempatnya di neraka. Berpegang teguhlah kalian dengan al-Jamāʿah, karena tangan Allah di atas al-Jamāʿah

وصَلُّوا وسلِّموا -رعاكم الله- على محمّد بن عبد الله كما أمركم الله بذلك في كتابه فقال: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيماً [الأحزاب:56] ، وقال صلى الله عليه وسلم: (( مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلاةً صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا)) . اللهم صلِّ على محمد وعلى آل محمد كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنّك حميد مجيد ، و بارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنّك حميد مجيد. وارضَ اللَّهم عن الخلفاء الراشدين ، الأئمة المهديين ؛ أبي بكرٍ الصديق ، وعمر الفاروق ، وعثمان ذي النورين، وأبي الحسنين علي ، وارض اللهم عن الصحابة أجمعين وعن التابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين ، وعنا معهم بمنـِّك وكرمك يا أكرم الأكرمين .

Haturkan selawat dan salam kalian —Semoga Allah Memelihara kalian— kepada Muhammad putra Abdullah, sebagaimana Allah Subẖānahu wa Ta’ālā Memerintahkan hal tersebut kepada kalian dalam kitab-Nya (yang artinya), “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya berselawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Berselawatlah kalian untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS. Al-Ahzab: 56). 

Nabi Ṣallallāhu ʿAlaihi wa Sallam juga bersabda, “Barang siapa berselawat kepadaku satu kali, niscaya Allah akan berselawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim). 

Ya Allah, Limpahkanlah selawat untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah Limpahkan selawat untuk Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sungguh, Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia, dan Limpahkanlah berkah untuk Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Engkau telah Limpahkan berkah untuk Ibrahim dan keluarga Ibrahim, sungguh, Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia. 

Ya Allah, Ridailah para khalifah yang terbimbing dan para imam petunjuk; Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali. Ya Allah, Ridailah juga para Sahabat seluruhnya, para tabiin, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat, serta kami dan mereka semua dengan karunia, kedermawanan, dan kebaikan-Mu, wahai Zat Yang paling dermawan.

اللهم أعنا ولا تعن علينا ، وانصرنا ولا تنصر علينا ، وامكر لنا ولا تمكر علينا ، واهدنا ويسر الهدى لنا ، وانصرنا على من بغى علينا . اللهم اجعلنا لك ذاكرين ، لك شاكرين ، إليك أواهين منيبين ، لك مخبتين ، لك مطيعين . اللهم تقبل توبتنا ، واغسل حوبتنا ، وثبت حجتنا ، واهد قلوبنا ، وسدد ألسنتنا ، واسلل سخيمة صدورنا . اللهم وأصلح ذات بيننا ، وألف بين قلوبنا ، واهدنا سبل السلام ، وأخرجنا من الظلمات إلى النور ، وبارك لنا في أسماعنا وأبصارنا وأزواجنا وأموالنا وأوقاتنا واجعلنا مباركين أينما كنا .

Ya Allah, Bantu kami dalam kebaikan dan jangan Bantu kami dalam keburukan, Tolong kami dalam kebaikan dan jangan Tolong kami dalam keburukan, Buatlah makar untuk kebaikan kami dan jangan Membuat makar untuk keburukan kami, Beri kami hidayah dan Mudahkan hidayah bagi kami, serta Tolong kami melawan orang yang berbuat zalim kepada kami. Ya Allah, Jadikanlah kami termasuk orang yang senantiasa ingat kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, kembali dan bertobat kepada-Mu, dan tunduk kepada-Mu. 

Ya Allah, Terimalah tobat kami, Sucikan dosa-dosa kami, Kukuhkan hujah kami, Bimbinglah hati kami, Luruskan lisan kami, dan Hilangkan penyakit dalam hati kami. Ya Allah, Perbaiki hubungan di antara kami, Satukan hati kami, Tuntun kami kepada jalan keselamatan, Keluarkan kami dari kegelapan menuju cahaya, dan Berkahilah kami selalu dalam pendengaran, penglihatan, pasangan, dan waktu kami, serta Jadikanlah kami orang yang diberkahi di mana pun kami berada.

اللهم اغفر ذنوب المذنبين وتب على التائبين ، اللهم اكتب الصحة والعافية لعموم المسلمين يا ذا الجلال والإكرام يا حي يا قيوم . اللهم ارحم موتانا واشف مرضانا وأغنِ فقيرنا واجبر كسيرنا ، اللهم وأعِنّا أجمعين على ما تحبه وترضاه من سديد الأقوال وصالح الأعمال . اللهم يا حي يا قيوم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا ، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا ، وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا ، واجعل الحياة زيادةً لنا في كل خير ، والموت راحةً لنا من كل شر .

Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa para pendosa! Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa para pendosa. Ya Allah, Ampunilah dosa-dosa para pendosa, Terimalah tobat mereka yang bertobat, dan Tetapkan kesehatan, keselamatan, dan afiat untuk kaum muslimin secara umum, wahai Zat Pemilik keagungan dan kemuliaan, wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Mandiri. Ya Allah, Rahmati orang-orang yang telah di antara kami. 

Ya Allah, Sembuhkanlah orang-orang yang sakit di antara kami. Ya Allah, Berilah kekayaan orang-orang miskin di antara kami. Ya Allah, Obati orang-orang yang terluka di antara kami. Ya Allah, Tolonglah kami semua kepada ucapan yang benar dan amalan yang baik yang Engkau Cintai dan Ridai. 

Wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Mandiri, Perbaikilah untuk kami agama kami yang merupakan benteng semua urusan kami, Perbaikilah untuk kami dunia kami yang menjadi tempat penghidupan kami, dan Perbaikilah untuk kami akhirat kami yang menjadi tempat kembali kami, serta Jadikanlah kehidupan ini sebagai tambahan dalam setiap kebaikan dan Jadikanlah kematian sebagai peristirahatan dari segala keburukan. 

اللهم إنا نسألك الجنة وما قرَّب إليها من قول أو عمل ، ونعوذ بك من النار وما قرب إليها من قول أو عمل ، وأن تجعل كل قضاءٍ قضيته لنا خيرا يا رب العالمين .اللهم آمنا في أوطاننا ، وأصلح أئمتنا وولاة أمورنا ، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك يا رب العالمين ، اللهم وفق ولي أمرنا لهداك ، واجعل عمله في رضاك يا حي يا قيوم يا ذا الجلال والإكرام . ربنا إنا ظلمنا أنفسنا وإن لم تغفر لنا وترحمنا لنكونن من الخاسرين ، ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار . وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين .

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan segala perkataan dan perbuatan yang mendekatkan kepadanya, dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka dan segala perkataan dan perbuatan yang mendekatkan kepadanya serta Jadikan setiap takdir yang Engkau Takdirkan kebaikan bagi kami, serta Jadikan setiap takdir yang Engkau Takdirkan kebaikan bagi kami, wahai Tuhan semesta alam! Ya Allah, Berilah kami keamanan di tanah air kami, Perbaikilah para pemimpin kami dan para pemegang kekuasaan kami, dan Serahkan negeri kami kepada orang yang takut dan bertakwa kepada-Mu serta mengikuti rida-Mu, wahai Tuhan semesta alam. 

Ya Allah, Berilah taufik untuk pemimpin kami kepada petunjuk-Mu dan Jadikan tindakannya selalu dalam rida-Mu, wahai Yang Maha Hidup, wahai Yang Maha Mandiri, wahai Zat Pemilik keagungan dan kemuliaan. Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami telah menzalimi diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak Mengampuni kami dan Memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi. 

Ya Tuhan kami, Berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan Lindungi kami dari siksa neraka, dan kami akhiri doa kami dengan pujian kepada Allah, Tuhan semesta alam.

Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Abbad Al-Badr

Sumber: 

Download sumber artikel.
Halaman sumber artikel. 

PDF sumber artikel. 

Audio sumber artikel. 

Print Friendly, PDF & Email

Belajar Iqro Belajar Membaca Al-Quran

KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO BELAJAR IQRO, ATAU HUBUNGI: +62813 26 3333 28